Jumat, 11 September 2009

Air

Untuk pertama kali dalam hidup, saya begitu bersyukur atas mancurnya air dari sebuah keran di rumah.  Ya, saya begitu menantikannya sama halnya ketika menanti hasil ujian, harap-harap cemas. Saya menantikan kehadirannya setiap pagi, sore, malam, bahkan dini hari. Ini bukanlah dongeng. Dalam persepsi saya, kejadian seperti ini sungguh menyedihkan sekaligus memalukan, jika mengingat bahwa negara kita 75% terdiri dari air, tapi sebagaian besar wilayah Indonesia belum merdeka dari kebebasan dalam memperoleh air. 

Air -bersama dengan Udara- adalah benda tidak berharga, memperolehnya tidak dengan perjuangan keras dan memliki nilai ekonomis yang rendah. Itu yang saya pelajari ketika di bangku sekolah. Apa yang menjadi fakta kemudian adalah bahwa untuk mendapat se-jeriken air, Anda harus menggunakan mesin pompa, atau harus membelinya seharga Rp. 2.000,- per jeriken. Menyedihkan memang, dan parahnya lagi ini terjadi di banyak wilayah Indonesia. Yang saya alami, 'krisis air' seperti ini pernah terjadi di Kalimantan Timur (Bontang, Balikpapan) dan Kalimantan Barat (Pontianak, Ketapang). Pernah saya baca, di daerah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga terjadi hal yang sama. Kemudian saya berpikir, apakah air tanah yang sudah habis akibat sistem ptata wilayah yang kurang benar, perubahan iklim akibat global warming sehingga musim hujan tiba lebih lama, atau memang kandungan air tanah yang berbeda-beda di tiap wilayah? 

Jangan tanya bagaimana jadinya jika harus menggunakan air tanah (yang disedot dengan mesin pompa) untuk berbagai hal, misalnya mencuci, mandi atau wudlu. Baju menjadi bau, badan gatal-gatal dan segalanya menjadi lebih runyam karena tidak setiap hari air mengalir. Memakai air jenis ini seperti menelan pil pahit. Digunakan tidak memberi manfaat, jika tidak digunakan bagaimana kami mencuci, mandi, atau sekadar menyiram air kencing?

Seringkali, ketika nunggu air ngalir atau ember penuh, saya dan istri sering membandingkan dengan kondisi di kampung halaman kami, suatu desa di Jombang, jawa Timur. Di desa kami, bahkan air mengalir sepanjang tahun. Kami sering menggunakan air bukan untuk tujuan 'wajib', misalnya mandi atau mencuci, tetapi untuk nyiram tanaman atau halaman. Ketika kondisi serupa dibayangkan terjadi disini, kami pun menjadi menyalahkan diri sendiri, dan menyayangkan bahwa kami selama ini tidak bersyukur atas hal 'kecil dan sepele' sepele seperti halnya air. 

Di malam-malam yang sunyi dan sepi, kami pun berdendang :

Tuhan, turunkanlah air malam ini

sebanyak yang engkau mau

jika airMu tidak mengalir,

lalu dimanakah jiwa kami akan berenang?

Selasa, 01 September 2009

Milan - Internazionale 0-4, kemenangan penting

Ditengah kegalauan akibat hanya mampu bermain seri 1-1 dengan Bari di kandanga sendiri, di giornata kedua, inter menghancurkan rival sekota, Milan dengan skor fantastis 4-0.  Gol-gol inter dicetak oleh Thiago Motta, Douglas Maicon,  penalti Diego Milito dan terakhir oleh tendangan jarak jauh Dejan Stankovic. Secara umum, penampilan inter malam itu solid, hanya sedikit grogi terutama di lini belakang mengadapi ancaman Alexandre Pato yang malam itu sering memperdayai koleganya di timnas Brasil, Lucio. Penilaian yang fair adalah bahwa milan tampil pincang karena sang motor di lini tengah, Gennaro Gattuso di kartu merah (dua kartu kuning), sehingga milan lebih banyak bertahan. 

Kemenangan ini penting untuk meningkatkan kadar percaya diri karena minggu sebelumnya ditahan Bari, tim promosi. Tapi sepertinya inter kadang bermain terlalu pede sehingga terkesan menyepelekan lawan. Jadi, keseimpulan dari partai derby della madoninna adalah bukan inter yang tampil hebat, tapi milan lah yang tampil buruk. Sisi positif dari gim ini adalah penampilan eksepsional dari Diego Milito, dimana ia mencetak 1 gol lewat eksekusi penalti, dan 2 assist untuk Motta dan Maicon.

Well done, lads!

Internazionale submit player for UEFA Champions League

MILAN - FC Internazionale has submitted to UEFA its list of players for the group stage of the 2009/10 UEFA Champions League.

A list
Goalkeepers
1 Francesco Toldo
12 Julio Cesar
21 Paolo Orlandoni

Defenders
2 Ivan Ramiro Cordoba
4 Javier Zanetti
6 Lucio
13 Maicon
23 Marco Materazzi
25 Walter Samuel
26 Cristian Chivu
39 Davide Santon

Midfielders
5 Dejan Stankovic
7 Ricardo Quaresma
8 Thiago Motta
10 Wesley Sneijder
11 Sulley Muntari
14 Patrick Vieira
19 Esteban Cambiasso
20 Joel Chukwuma Obi
30 Amantino Mancini
52 Antonio Esposito

Strikers
9 Samuel Eto'o
18 David Suazo
22 Diego Milito
45 Mario Balotelli

B list
51 Vid Belec (goakeeper)
15 René Krhin (midfielder)
46 Luca Caldirola (midfielder)
49 Mattia Destro (striker)
53 Luca Tremolada (midfielder)

Rabu, 19 Agustus 2009

Football Manager 2009

Football Manager adalah gim PC yang bertema sepakbola paling populer di kalangan gamer manajer virtual. Kepopuleran gim ini mengalahkan gim bertema serupa, Championsip Manager (CM) meski CM telah lebih dulu lahir. FM memberikan keasyikan tersendiri dibanding CM, terutama karena keakuratan data, baik current ability maupun prospek masa depan (didukung oleh lebih dari 4000 scouts/pemandu bakat), gameplay yang bagus dan tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada CM.

Bahkan, data yang dikumpulkan oleh para scouts tersebut digunakan juga oleh klub-klub besar Eropa, semacam Everton (Inggris) dan Aberdeen (Skotlandia), baik untuk memantau pemain muda maupun calon lawan di Eropa. Itu karena banyak pemain muda yang diramal oleh scouts FM bakal menjadi pemain bagus yang terbukti dikemudian hari. Sebagai contoh, Freddy Adu (Amerika Serikat/Benfica), Andres Guardado(Meksiko/Deportivo la Coruna), Carlos Vela (Meksiko/Arsenal) atau Nikola Kalinic (Hajduk Split/Serbia Montenegro).

Bila ada kelebihan, tentu ada kekurangan, meski itu bisa tidak tampak sama sekali. Contohnya, tidak adanya klausul apapun ketika seorang staf di dekati oleh klub lain, yang ada hanya kompensasi, itupun kecil sekali untuk ukuran seorang staf yang memiliki reputasi nasional, bahkan internasional.  

Selasa, 18 Agustus 2009

Kamis, 13 Agustus 2009

Mengapa harus berubah?

Suatu ketika, sayabertemu dengan teman-teman sewaktu smu. Padahal kami baru lulus 3 tahun yang lalu. Tapi itu tidak mengurangi antusiasme kami untuk saling bercerita. Ada yang masih kuliah, ada yang sudah berkeluarga, ada yang sudah bekerja. Ada kisah sedih, juga ada yang menyenangkan. Sekilas, tampak tak ada yang berbeda dengan kami semua, hanya sedikit canggung karena lama tidak bertemu, terutama untuk mereka yang keluar kota.

Uniknya,  ada yang berubah dari cara kami menampilkan diri. Ada yang memakai henpon terbaru dengan kamera, jepret sana-jepret sini, telpon sana-telpon sini, ada yang secara visual mirip artis sinetron, rambut spikey, baunya wangi sekali sampai saya tidak bisa membedakan mana yang bau parfum mana yang minyak kenyonyong. Ada yang menggendong anak, dan ketika disapa menjawab dengan antusias 'biasa bro, akibat pergaulan bebas...'. Ada juga yang stagnan, status quo, ingin atau lebih tepatnya keadaan yang membuat mereka seperti itu- tetap seperti dulu. Mereka adalah orang-orang yang bekerja seusai lulus sekolah. Kisah dibaliknya membuat saya terenyuh, tersentuh lalu bersimpati dengan mengucapkan sedikit hiburan, ' kamu hebat, sekarang sudah bekerja, saya saja masih bingung mau ngapain'...

Perubahan

Tidak bisa disangkal, seiring bertambahnya usia dan berjalannya waktu, perubahan selalu menyertai. Hanya saja, jika perubahan itu menjadikan dirinya bukanlah 'dirinya', perubahan itu menjadi sesuatu yang absurd. Banyak orang ingin seperti orang lain, meniru gaya orang lain dan ingin kehidupannya seperti orang lain. Padahal, menurut saya yang orang bodoh ini, (berusaha) menjadi orang lain itu berarti berbohong. Ya berbohong kepada diri sendiri, kepada orang lain, dan yang lebih parah, berbohong kepada Tuhan. Ah, siapa yang tahu?

Setiap orang pasti ingin berubah, tentunya menjadi lebih baik. Anehnya, ada yang senang meski perubahannya ke arah keburukan. Ada yang kaya karena mencuri, bangga. Ada yang bisa memperistri wanita cantik karena hartanya, bangga. Ada yang bisa mendapatkan pekerjaan imipiannya karena orangtuanya, bangga. Secara tidak sadar -mungkin ngelindur- mereka telah menghabisi tujuan hidupnya, esensi dasar dari pertanyaan apakah yang kita tuju dalam hidup? apakah hanya berubah mengikuti tren? saya tidak ingin membayangkan jika semua orang ingin berubah menjadi artis sinetron yang kulitnya mulus bak batu pualam. Atau ingin menjadi musisi dengan menjiplak lagu oarng lain dan manggung dengan lip-sync? Ah, siapa yang peduli...

Seketika saya jadi kangen dengan Bapak saya. Beliau orang yang membumi. Kalaupun harus sombong, itu karena ada orang yang sombong sedang sombong di depan beliau. Sudah sombong, salah pula. Saya juga kangen dengan teman-teman yang berusaha menutupi kesuksesannya, bukan karena ingin ditiru, tetapi karena semata-mata agar kekayaannya tidak membuatnya tinggi hati dan (merasa) lebih hebat dari orang lain.

Ah, siapa yang peduli? 

Jumat, 07 Agustus 2009

Malam itu (untuk istriku)

diam-diam aku melukis dirimu, ketika di sepertiga malam engkau terlelap dalam tidurmu. kupandangi wajahmu, kupahami tubuhmu dan kubuka seluruh hijab hatimu, hingga aku menemukan sesuatu didalamnya : sebutir cinta

dan aku pun tersenyum

Kotak mimpi

telah aku kubur sekotak penuh mimpi, tepat lima tahun yang lalu, saat bulan setengah telanjang dan tertidur di sampingku, di ranjang yang bertaburan janji. ia mengikatku!

(tapi) mereka kini mati muda

kita tak perlu bersedih, sebab angin selalu tahu kemana akan membawa kita. meski daun-daun telah berguguran, di bangku taman itu aku pernah menunggumu

lima tahun kemudian

kau kembali dari surga dan turun ke dunia dengan sayap penuh warna. Kubaca lagi kotak mimpiku, hilang sudah kata-katanya diterbangkan angin

hanya satu kalimat yang tersisa

: aku ingin bahagia 

Bom waktu

jumat pagi.

bunyi jam berdentang-dentang dikepalaku, seribu kali laksana kunang-kunang yang berbisik lirih. dalam malam yang teramat sunyi, kesedihan pun dilahirkan.

bom itu meledak lagi.

di dalam hatiku

Selasa, 04 Agustus 2009

Java Rockin'land dan Musik Indonesia

Syukurlah ada even sebesar Java Rokin'land yang mengusung band-band alternativ/metal papan atas tanah air plus band undangan dari luar negeri. Ini dia daftar pengisi acara yang akan diselenggarakan pada 7, 8 dan 9 Agustus di Jakarta itu :

THIRD EYE BLINDENDANK SOEKAMTI MOTHERJANE (INDIA) PURGATORY VERTICAL HORIZON MEW JOUJOUKA TIME BOMB BLUES NAIF ROXX DVD BOY KRAYOLA SORE SAJAMA CUT BANGKUTAMAN PAPERGANGSTER THE ADAMS KOIL DEAD SQUAD BITE THE FLOWERS J ROCKS NAVICULA KUNCI ANDRA & THE BACKBONE SUPERGLAD DENIAL KOMUNAL /RIF SECONDHAND SERENADE MELEE MR. BIG RENAISSANCE BLVD BAGGA BOWNZ

even ini menunjukkan bahwa band dengan musik lintas genre bisa sepanggung, dari old school punk, alternatif, hardcore hingga metal...

sayang sekali tidak bisa nonton acara ini...

all hail to the music!!

Senin, 03 Agustus 2009

Italia tidak (akan) kehilangan pamornya :

Seiring dengan pindahnya Kaka (Milan ke Madrid) dan Zlatan Ibrahimovic (Inter ke Barcelona), dunia sepakbola disinyalir akan makin sepi saja, karena kedua pemain tersebut adalah ikon sepakbola italia yang namanya kadung jatuh karena skandal calciopoli. Hal itu wajar saja karena daya magis italia kalah pamor dengan La Liga Spanyol, apalagi dibandingkan dengan Premiership Inggris. 

Tetapi, jika klub-klub italia mampu berbicara banyak di Liga Champions dan Europa League (dulu bernama UEFA CUP), saya pikir italia tetap akan bisa menjaga namanya di kancah Eropa. Dalam dua tahun terakhir, Liga Champions dikuasai peserta dari liga spanyol dan inggris. Tahun ini harusnya italia bisa menempatkan wakilnya -setidaknya- di semifinal. Dua nama yang saya harapkan ada di sana adalah Juventus dan Internazionale.

Rabu, 22 Juli 2009

Format Wilayah yang paling cocok

Ditengah carut-marutnya Liga Super Indonesia (LSI) sekarang ini yang selalu dibumui aksi kekerasan, kecurangan, jadwal yang tidak teratur, sudah waktunya PSSI dan BLI melakukan revolusi, bukan lagi evolusi. Secara garis besar, ada tiga hal yang mendesak untuk dilakukan, yakni :

1. Re-strukturisasi di tubuh PSSI, baik itu dari segi manajemennya, orang-orangnya, pelatihan untuk wasit, maupun konsep peraturan2 untuk musim depan yang baku. Sebab yang terjadi selama ini PSSI di pimpin oleh napi dan kroni-kroninya yang berbau politis dan cenderung mementingkan kelompok tertentu, bukan atas nama sepakbola nasional. 

2. Format Divisi Utama dan Liga Super sebenarnya sudah bagus, hanya saja untuk tahun depan sebaiknya menggunakan format wilayah, seperti musim 2007/2008 dan sebelumnya, Timur dan Barat. Sebab format satu wilayah seperti sekarang akan menambah biaya perjalanan pada laga kandang. Sebagai contoh, Sriwijaya FC (Palembang) akan jauh terbang jika tandang Ke Persipura Jayapura atau Persiwa Wamena. Dampak lainnya, fisik akan drop karena perjalanan jauh, ditambah lagi jadwal tanding yang seminggu 2 kali. Mungkin perlu diterapkan Liga Regional, misalnya Regional Jawa-Bali, regional Sumatera, Regional Sulawesi+Maluku, dan Regional Papua. Nanti juara dimasing-masing regional (atau plus runner-up nya) akan ditandingkan di tempat yang telah di tentukan sebelumnya. Aatau tetap menggunakan format dua wilayah juga bagus, asalkan penempatan klubnya merata.

3. Pelarangan penggunaan dana APBD harus dipertegas. Bagaimanapun juga, profesionalisme klub-klub harus dimulai. Selain itu, pembatasan gaji pemain yang selangit juga selakayaknya perlu dicoba, setidaknya untuk menjaga agar klub tetap kompetitif dan menghindari kebangkrutan. Perbaikan insfrastruktur stadion sebenarnya juga mendesak untuk dilakukan, tetapi perbaikan sistem lebih mendesak. 

Lucio ke Inter

MILAN, KOMPAS.com — Inter Milan sudah menyelesaikan pembelian bek Lucio dari Bayern Muenchen. Inter mengikat Lucio dengan kontrak tiga tahun.

"FC Internazionale gembira mengumumkan bahwa Lucimar Ferreira da Silva Lucio telah bergabung dengan klub dalam kesepakatan permanen tiga musim dari klub Jerman Bayern Muenchen," tulis Inter dalam situs resminya.

"Bek asal Brasil, lahir pada 8 Mei 1978 di Brasilia, telah membubuhkan tanda tangan di atas kertas untuk kontrak yang berlaku sampai 30 Juni 2012," lanjut pernyataan tersebut.

Untuk mendapatkan Lucio, Inter mengeluarkan biaya sebesar lima juta poundsterling atau sekitar Rp 82 miliar. Inter menilai pembelian ini lebih baik ketimbang memaksa diri mengejar tanda tangan bek Chelsea, Ricardo Carvalho.

Meski sudah tak lagi muda, Lucio masih memiliki fisik dan keterampilan bagus. Kenyataan itu masih didukung pengalaman dan sejumlah prestasi gemilang.

Lucio ikut andil membawa Brasil menjuarai Piala Dunia (2002) dan Piala Konfederasi (2005 dan 2009). Bersama Bayern, Lucio sukses meraih tiga kali juara Bundesliga (2004/05, 2005/06, 2007/08), tiga Piala Jerman (2004/05, 2005/06, 2007/08), dan dua Piala Liga Jerman (2004 dan 2007). (INT)

Selasa, 21 Juli 2009

Pemimpin yang memahami rakyatnya

Alkisah, Islam pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab, pernah terjadi suatu peristiwa yang kemudian merubah pandangan beliau terhadap masyarakatnya. Di suatu malam, seperti biasa, beliau berjalan-jalan ke kota melihat rakyatnya di malam hari dengan kuda dan ajudannya, beliau melihat sebuah kemah di tengah tanah lapang dengan penerangan seadanya. Yang membuatnya kaget adalah tangisan dari anak-anak kecil. Rupanya kemah tersebut dihuni oleh 4 orang, ibu dan ketiga anaknya. Mereka lapar dan menunggu sang memasak makanan. Seketika Khalifah Umar mendekat dan melihat lebih dekat apa yang sedang terjadi. Alangkah terkejutnya ketika didapati bahwa sang ibu ternyata hanya memasak batu.  Ibu tersebut berpura-pura memasak cukup lama agar anak-anaknya tertidur, dengan rasa lapar yang dalam. Kemudian sang ibu bergumam sambil sesenggukan,  'seandainya Amirul Mukminin (Khalifah Umar, maksudnya) mengetahui keadaan kita malam ini, ia pasti tidak akan bermewah-mewah di dalam istananya'. Khalifah Umar menagis mendengarnya, dan kemudian pergi meninggalkan kemah tersebut perlahan-lahan.

Esoknya, beliau menyuruh pegawai istana untuk mengantarkan sekarung gandum, sekantung kurma dan secerek susu. Beliau berpesan agar itu dilakukannya dengan diam-diam. Maksudnya agar pemberian itu tidak membuatnya riya, juga agar tidak membuat rakyat lainnya iri.

-----------------

Seorang pemimpin tidak seharusnya selalu mengumbar perbuatan baiknya kepada rakyatnya, apapun alasannya, karena memang itulah tugas pemimpin, menyejahterakan, memberi perlindungan dan rasa keadilan bagi rakyatnya. Tetapi tidak harus diceritakan dan di ekspos ke media dengan harapan kebaikannya selalu menjadi omongan orang. Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebut bahwa menyebut kebaikan itu diperbolehkan dengan tujuan untuk membuat orang lain terpacu dan mengikuti langkahnya berbuat kebaikan, karena saling mengingatkan dalam kebaikan itu adalah tugas sesama muslim.

Nah, di negara kita ini justru pemimpin sering mengklaim kebaikannya dan menafikan peran/jasa orang lain. Elite politik sekarang dihinggapi sindrom one man show.  Penurunan harga BBM diklaim, keamanan di Poso, Ambon dan Aceh di klaim, pemberantasan korupsi di klaim, berkunjung ke pasar wajib diliput, dan lain sebagainya. Saya kemudian ingat dengan sabda baginda Rasulullah, 'bersedekahlah secara diam-diam hingga tangan kirimu tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kananmu..' . Maka, sudah jelas bahwa dibutuhkan pemimpin yang down to earth, membumi, tidak  haus akan publikasi dan tidak gila hormat. Sebab Tuhan Mahatahu atas apa yang diperbuat umatNya...  

The Chemistry merilis album

The Chemistry dengan singelnya, One Chemistry, adalah perpaduan yang apik dari 5 rock star Indonesia (Eno, Ipang, Baron, Kin dan Yuke). Mereka berjalan dalam semangat persatuan dan kebersamaan untuk mengembalikan kejayaan musik Indonesia !!

The Chemistry

Source: www.boldchemistry.com
The Chemistry, super project of five great Indonesian musicians which are Eno, Baron, Kin, Ipang and Yuke

Netral merilis album ke-sepuluh

Netral pada awal bulan Juli, tepatnya tanggal 8 Juli 2009 telah merilis Album Baru yang ke 10, dengan nama albumnya - THE STORY OF ... - Dalam album baru ke 10 Netral ini, memberikan 13 lagu yaitu :

  1. Cipta Karya Jaya Rasa

  2. Hari Yang Indah

  3. Garuda Didadaku (ost. garuda didadaku)

  4. Api

  5. Seluas Samudera

  6. Kecoa Dan Kupu Kupu 

  7. Susu Coklat

  8. Lagu Untuk Teman

  9. Musim Berburu

  10. Tersesat

  11. Liburan

  12. Nuansa

  13. Hari Merdeka

 

# Dengan lagu Netral yang terbaru ini, Netral tetap eksis dalam musik Indonesia. Album baru Netral yang ke 10 ini ( THE STORY OF... ) bisa kalian dapatkan di toko-toko kaset di kota anda sekarang. 

# Khusus untuk lagu GARUDA DIDADAKU Kalian udah bisa memiliki NSP nya. ( Telkomsel ) ketik GARUDA kirim ke 1212  

# Bagi kalian yang mau mengkoleksi Merchandise Netral, Saat ini Netral sudah memiliki BUTIK ONLINE : www.cbus.web.id

(dikutip seluruhnya dari Facebook-nya Netral)

Kamis, 16 Juli 2009

Futsal dalam foto


Turnamen di Lap. Vigor Pontianak


Vs Dispenda di GOR Pangsuma, Pontianak


Jadi Kapten, susah juga...


Selasa, 14 Juli 2009

Pernikahan





Tifosi Ultras


Aremania / Arema Malang (Indonesia)


Ultraslan / Galatasaray (Turki)


Irriducibili / FC Internazionale (Italia)


Borrussia Dortmund (Jerman)

                                               

Minggu, 12 Juli 2009

Mbah Surip beat them all!

Tak gendong, kemana-mana...enak tho, manteb tho...

Ya, mbah Surip, lewat musik dan pribadinya yang sederhana dan apa adanya, adalah fenomena di negeri ini. Siapa sangka musik ber-genre reggae sederhana dan dandanan yang super unik, mampu menghipnotis industri musik yang tengah diinjak-injak musik dan gaya hidup pop yang absurd?

Formula yang diusung Mbah Surip sebenarnya sederhana saja. Beliau menciptakan musik yang easy listening, easy to share, easy to play ditambah lirik sederhana, sama seperti band-band pop yang baru bermunculan, membuat Mbah Surip dan Tak Gendong nya menciptakan sebuah anomali. Ketika band lain menciptakan pencitraan visual lewat dandanan yang rapi, bersih, putih atau gaul, mbah Surip justru sebaliknya. Ketika band-band berlomba-lomba menciptakan lagu dan lirik bertemakan cinta picisan, Tak Gendong justru tidak menampilkan tema se-'biasa' itu.   

Mbah Surip dan Tak Gendong nya juga meraih 'penghargaan' atas jerih payahnya, yakni royalti atas penggunaa ring back tone (RBT) yang mencapai milyaran rupiah. Tentu ini jumlah yang sangat besar untuk seorang Mbah Surip yang menyebut dirinya seniman, bukan artis atau selebritis. Ketika ditanya, kira-kira untuk apa uang royalti sebesar itu, beliau hanya menjawab dengan lugu dan membumi : sebagian disumbangkan untuk anak yatim dan panti asuhan. 

Ya, (musik dan kepribadian) Mbah Surip mengalahkan gaya hidup dan musik ngepop, serba hedonitas lewat industri musik yang cenderung hingar-bingar yang dangkal tanpa memaknai seni itu sendiri.

Yeah, Mbah Surip beat them all!

Senin, 06 Juli 2009

Michael Owen ke Man. United

Liputan6.com, Manchester: Keinginan Michael Owen tetap unjuk kemampuan di strata teratas sepakbola Inggris terwujud. Penuh riang gembira, Owen menyebut kepindahannya ke Manchester United masih jauh dari mimpi terliarnya. Tapi di balik itu muncul klaim bahwa sejatinya ia berhasrat kembali ke Liverpool.

Owen dihadapkan pada pilihan yang luas setelah kontraknya berakhir di Newcastle United per 1 Juli. Meski begitu sejumlah klub berpikir beberapa kali melongok jejak rekam cedera yang akrab menempel di striker berusia 29 tahun tersebut. Salah satu yang ada di benaknya adalah Anfield. News of the World mengklaim bahwa Owen ingin kembali ke klub pertama dalam kariernya itu. 

Sebelum bergabung dengan MU, Owen dikabarkan bersedia menerima gaji pokok 25 ribu pound (Rp 417,5 juta) per pekan. Angka yang jauh dari bayaran di Newcastle, tapi tak mengapa demi bermain lagi di Liverpool. Namun hasrat itu ditepis bos The Reds, Rafa Benitez. Meskipun potongan gajinya lumayan besar, Benitez ogah berjudi. 

Tidak salah lagi, yang dikhawatirkan Benitez yakni kebugaran dari mantan penyerang Real Madrid tersebut walaupun manajemen klub tidak perlu repot-repot merogoh kantong membayar fee transfer. Benitez juga menentang keinginan dari salah satu co-owner klub George Gillett Jr. 

Benitez juga waswas masuknya Owen menyegarkan kebencian publik Anfield. Fans Liverpool kurang berkenan dengan Owen yang pada 2004 hijrah ke Spanyol. Owen dikabarkan sengaja menunda kedatangannya ke Carrington, pusat latihan MU, demi menjaga harapan sdipanggil Liverpool. Tapi pada akhirnya Benitez tidak tertarik. Owen bergabung dengan musuh berat Liverpool dan tercatat sebagai salah satu transfer paling mengejutkan di Inggris dalam beberapa tahun belakangan.

Good luck, Michael!

Real Madrid dan Esensi Sepakbola

Real Madrid telah menghabiskan dana tidak kurang dari 160 juta euro untuk mendatangkan tiga pemain, yakni Kaka (65 juta, dari AC Milan), Cristiano Ronaldo (80 juta, man. United) dan Raul Albiol (15 juta). Minggu ini, dikabarkan Madrid berhasil mendatangkan seorang bintang lagi, yaitu Karim Benzema dari Olympique Lyonnais. Nilainya tidak dibeberkan ke media (undisclosed), tetapi nilai pasar the french wonderkid tidak kurang dari 30 juta euro. Kesan menghambur-hamburkan uang lantas dicap ke tubuh Madrid. Apalagi ditengah krisis global yang mendera sebagaian besar negara Eropa. Lalu dari mana Madrid mendapat uang sebanyak itu? jawabannya adalah dari hutang, lebih tepatnya pinjaman bank. Mungkin ini adalah investasi yang bagus, karena selain David Beckham, Ronaldo dan Kaka adalah instrumen investasi yang paling bagus saat ini. Mereka berdua bisa mendatangkan banyak uang, bisa lewat sponsor, merchandise, hak siar televisi atau pendapatan dari hadiah juara (jika kelak Madrid bisa menjuarai liga lokal atau Eropa).

Madrid adalah salah satu fenomena 'penyakit' yang menggejala di sepakbola belakangan ini, yakni prestasi instan lewat belanja pemain secara gila-gilaan dan cenderung tidak masuk akal. Penyakit lain adalah the blue side of Manchester, Manchester City. Salah satu penyebabnya adalah perubahan kepemilikan oleh orang asing, bisa orang AS, Arab atau Asia. Selain mengurangi nilai kompetisi bagi tim-tim medioker, keberadaan pemain lokal juga menjadi barang langka. Tim-tim berduit jadi lebih rakus dalam membeli pemain bintang, tak perduli apakah pemain tersebut minta digaji 2 miliar per-pekannya. 

Dalam pandangan saya, sepakbola eropa sekarang menuju ke arah pragmatisme dimana hasil akhir adalah tujuan utama. Madrid, Manchester City, Chelsea, Man. United, FC Internazionale, Bayer Muenchen dan Barcelona adalah raksasa-raksasa yang lebih suka berbelanja pemain jadi daripada mengorbitkan pemain binaannya sendiri. Untuk alasan ini, saya lebih simpati kepada Arsenal yang berjuang membuat pemain muda berkiprah di kompetisi level atas, meski hasil 'investasi' tersebut belum memberikan hasil maksimal. 

Saya pikir, belakangan nilai-nilai sepakbola menjadi luntur dengan makin banyaknya entitas bisnis yang menjajah sepakbola. Tidak ada lagi pemain seperti Santiago Munez yang terbang sejauh ribuan kilometer hanya untuk menjalani trial (uji coba) dengan Newcastle United. Tidak ada lagi kebanggaan ketika tim seperti Madrid menjadi juara. Bukankah tim dipenuhi bintang selalu ada tekanan untuk juara? bahkan, mungkin tidak ada lagi kelak tidak ada lagi perasaan memiliki klub dari seorang pemain, karena yang dipikirkan si pemain hanyalah gaji tinggi, pajak rendah, foya-foya, dugem dan bermain wanita. Duh...

 

Wanita tua dan kue basah

Suatu malam, saya dan istri jalan-jalan keliling kota. Seperti biasa, kami mencari makan malam, karena hari itu istri kebetulan tidak masak. Istri lagi pengen donat dan brownies, makanan yang masih asing dalam pandangan saya. Kamipun mampir ke toko yang menjual berbagai makanan basah. Semuanya lezat-lezat, warna-warni dan menggoda selera. Ketika istri masih memilih dan memilah, mata saya tertuju kepada seorang nenek yang duduk di depan toko tersebut. Beliau tidak sedang berbelanja kue, tetapi beliau sedang menjajakan kue. Kemudian saya menghampirinya dan mengajaknya ngrobrol ringan. Kebetulan saya ada alasan, yaitu membeli korek. Saya memberi Rp. 1000 untuk sekotak korek api dari kayu, kemudian beliau memberi bonus sebungkus krupuk dan dua buah permen.

Yang membuat saya tersentuh adalah bahwa apa yang dijajakan beliau tidak sebanding dengan apa dijajakan toko kue basah di sampingnya, baik dari segi harga maupun rasa. Sungguh, saya tidak ingin membayangkan berapa penghasilan beliau dalam sehari. Orang-orang yang mampir ke toko, seringkali membeli kue basah dan donat, bukan jajanan ringan beliau. Setiap waktu, beliau hanya termangu memlihat orang lalu-lalang keluar-masuk toko memborong makanan mahal tersebut. Seketika, saya pun teringat nenek saya yang berusia 80 tahun. Senyumnya, keramahannya dan tentu saja kerja kerasnya membuat saya selalu teringat beliau. Ketika saya tanya kenapa di usia lanjut masih berjualan, jawabannya sungguh sederhana dan bersahaja : " saya tidak ingin merepotkan keluarga dan orang lain dengan mengemis"...

Ketika meninggalkan toko tersebut saya mencoba menyelipkan uang Rp. 5000 di balik bakulnya sebagai rasa empati kepada beliau, tetapi kemudian beliau mengetahui sempat menolak. Tetapi saya jelaskan bahwa, jika nenek menolak pemberian saya, itu berarti nenek mencoba menghalangi saya untuk mengingat nenek saya. Beliau tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Uang yang tidak seberapa itu tidak akan membuatnya kaya, tetapi sungguh, kerja keras seseorang patut diharagi, sekecil apapun itu.

Dalam perjalanan pulang, saya menyampaikan cerita itu dan istri pun bisa mengerti. Saya pun kemudian mengadakan perjanjian dengan istri dimana setiap belanja di toko tersebut Rp. 20 ribu atau kelipatannya, maka wajib memberi sedekah Rp. 5 ribu atau kelipatannya. Ini pelajaran kecil, tetapi bermakna dalam karena ini adalah wujud rasa bersyukur kepada Tuhan atas apa yang kita peroleh selama ini, meskipun bersyukur tidak selalu harus bersedekah... 

   

Kamis, 02 Juli 2009

Jangka waktu penyelesaian PBB baru menjadi mundur

Pelayanan PBB, terutama Objek Pajak baru, penyelesaiannya terpaksa harus dimundurkan. Jika untuk satu objek pajak baru, dengan asumsi berkas yang diterima lengkap, maka biasanya dalam 2-3 hari selesai, maka untuk tahun ini, terutama bulan-bulan ini, menjadi 3 minggu s/d 1 bulan. Kesannya terlalu lama memang, tetapi jika memang melihat kondisi internal kantor, maka seharusnya ini bisa dimaklumi. Pertama, tenaga SDM kurang. Di pelayanan, yang melayani PBB hanya 1 orang, eksten 2 orang, dan PDI 1 orang, padahal setidaknya masing-masing 2 atau 3 orang. Jelas karena satu orang tentu tidak hanya menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan PBB. Kedua, berkas yang masuk, baik objek pajak baru, mutasi maupun salinan sampai tanggal 03 Juli 2009 mencapai 1200 wajib pajak sejak Desember 2008. Ini berarti, jika dirata-rata tiap bulan berkas masuk sekitar 170 OP, termasuk permohonan kolektif dari Dispenda. Angka 170 OP tentu sangat besar mengingat jumlah personel yang ada. Belum diketahui berapa jumlah permohonan yang telah di selesaikan. gambaran kasarnya, sekitar 5 s/d 10 OP selesai dikerjakan per hari. Ini berarti, 5x30x7 = 1050 OP. Sebuah angka yang cukup memuaskan. Tetapi, kembali lagi ke persoalan sejauh aman efektifitas penyelesaian permohonan ini, masih perlu dikaji ulang, dan tentu saja ditingkatkan pelayanannya. Satu hal lagi yang menurut saya penting, adalah 'diizinkannya' jangka waktu yang selama ini 3 hari, menjadi 1 bulan. Ini penting mengingat wajib pajak terlalu cepat menyimpulkan bahwa penyelesaian tidak bisa secepat yang diharapkan. Koordinasi anatr seksi juga penting karena bagaimanapun, ini terkait dengan image pajak yang telah manjadi bagian dari birokrasi di negeri ini.

Senin, 29 Juni 2009

Hujan yang menyejukkan

Saya tidak sabar untuk segera menulis ini. Ya, Ketapang dalam dua hari ini telah diguyur hujan, meski hanya gerimis kecil, tapi itu cukup untuk menghapus kemarau yang belakangan sungguh menyiksa. Setelah kemarin hanya gerimis kecil, tadi malam dan pagi ini cuaca sangat bagus. Ya bagus untuk bekerja, bagus untuk tidur, bagus untuk melakukan perjalanan. Ah, coba saja hari ini libur, pasti saya dan istri akan berpelesir ke pantai atau tempat wisata lainnya....

Sebelum dua hari yang menyejukkan ini, Ketapang menjadi kota yang sungguh tidak nyaman untuk ditinggali. Air macet, listrik sering mati (terutama malam hari) dan hawa panasnya yang melebihi Bontang, Balikpapan, Sanggau, Singkawang, bahkan Pontianak sekalipun. Kota-kota tersebut pernah saya tinggali sebelum pindah kerja ke Ketapang...

 

Senin, 22 Juni 2009

Masyarakat makin percaya dengan (institusi) Pajak

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat semakin percaya dengan Direktorat Jenderal Pajak. Hal tersebut tercermin dari jumlah wajib pajak dan pendapatan pajak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution menerangkan, pada 2002 jumlah wajib pajak sebanyak 3,2 juta orang. Jumlah tersebut bertahan sampai tahun 2004. Adapun tahun 2006 terjadi sedikit peningkatan menjadi 3,05 juta. "Tahun 2008 wajib pajak sebanyak 10,6 juta dan sampai Mei 2009 jumlahnya sudah 14 juta wajib pajak. Ini perkembangan yang sangat menggembirakan," tutur Darmin saat Pencanangan Reformasi Jilid Dua, Direktorat Jenderal Pajak, Senin (22/6) di Jakarta.

Darmin menjelaskan, penerimaan pajak juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada 2002 penerimaan pajak mencapai Rp 176,2 triliun, pada 2005 sebanyak Rp 295,6 triliun, dan pada akhir 2008 penerimaan pajak mencapai Rp 571,1 triliun. "Kalau kita lihat, itu pertumbuhannya hampir double," katanya.

Hal tersebut, kata dia, tidak lepas dari usaha dirjen pajak dalam melakukan reformasi birokrasi. "Jaman dulu tidak ada kepastian kapan pengurusan NPWP akan selesai. Kalau sekarang sudah jelas. Selain itu, kita juga merombak dan mengandemen UU Ketentuan Umum Perpajakan serta UU PPh dan PPN. Perubahan UU tersebut sangat mendasar," ujarnya.

Reformasi tersebut dimaksudkan untuk menyeimbangkan hak wajib pajak dan petugas pajak. Saat ini petugas yang melayani pajak tidak dapat lagi melakukan pemeriksaan. "Kalau yang melayani ikut memeriksa, itu menimbulkan banyak ekses. Kemudian, dengan struktur yg baru, yang memeriksa jelas. Yang memeriksa tidak boleh melayani dan menagih," kata dia.

(dikutip sepenuhnya dari Kompas.com)

Rekening untuk Wajib Pajak

JAKARTA, KOMPAS.com — Ditjen Pajak berencana membuat rekening untuk wajib pajak (tax payer account). Dengan rekening itu maka WP alias wajib pajak harus bisa mengakses sistem informasi pajak untuk melihat seperti apa pembayaran pajak dia selama ini, kemudian adakah kekurangan atau tunggakan pajak.

Dirjen Pajak Darmin Nasution mengatakan, idealnya setiap wajib pajak memiliki rekening wajib pajak sendiri sehingga yang bersangkutan dapat mengakses informasi perpajakannya. “WP bisa mengakses sistem informasi pajak untuk melihat seperti apa pembayaran pajak dia selama ini,” katanya. 

Rekening WP tersebut diharapkan sudah dapat dioperasikan sebelum 2013 berbarengan dengan selesainya pembangunan proyek Pintar. Saat ini, Ditjen Pajak tengah merancang sistem tersebut sehingga belum tahu persis kapan pelaksanaan program ini.

Direktur Potensi Pajak dan Sistem Pajak Ditjen Pajak Rober Pakpahan menjelaskan, nantinya tax payer account yang dimaksud akan seperti rekening bank di mana WP dapat secara online dapat mengakses informasi tentang kewajiban pembayaran pajaknya. “Ini termasuk dalam proyek Pintar dan berjalan setelah proyek Pintar selesai dibangun,” katanya. (Uji Agung Santosa/Kontan)

(dikutip sepenuhnya dari Kompas.com)


 

Ini meja kerja saya, Seksi Pelayanan KPP Pratama Ketapang. Ruiangan kerja beda dengan sebelum modern, karena sekarang ada sekat (biasanya 4 sekat), masing-masing 4 komputer meja. Sebelah kanan terdapat jendela, yang bisa tembus pandang ke parkiran, sekaligus bisa melihat manusia lalu-lalang. Cuma kalau sore agak silau karena sinar matahari tembus ke meja meski sudah ada tirai. Ayo semangat kerja... 

 

Ini foto bareng sobat-sobat Pontianak (yang masih tersisa) waktu ultah anaknya Tekad. Dari kiri ke kanan : Tekad (KPP Pratama Mempawah), Masykur dan anaknya (KPP Pratama Ketapang), Saya dan Mahadhir (Tugas Belajar)....

Moga-moga suatu saat bisa ngumpul lagi dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Yang pasti, lebih rame karena masing-masing (insyaAllah) udah punya buntut, hehe...

 

Aneh, tapi nyata...di Kantor kami, kantor pelayanan pajak pratama ketapang, ada biawak nyasar. Memang kantor kami berada di depan kebun yang rimbun. Kata tukang kebun yang telah lama bekerja di kantor, dulu juga ada ular, kadang musang. Maka, sore itu (lupa tanggalnya), kami pun berfoto dengan si biawak. Untuk sementara, si biawak pun menjadi selebritis...

Selasa, 16 Juni 2009

Inter (seharusnya) tidak takut kehilangan Ibra

Seharusnya inter tidak perlu takut berlebihan akan kehilangan Ibrahimovic. Meski fakta menunjukkan bahwa ia adalah top skor klub dan juga serie A dengan 28 gol, tetapi karena dia jualah permainan inter selalu berpusat padanya. Umpan dan urusan mencetak gol selalu dibebankan kepadanya, meski di lini depan Inter memiliki Mario Balotelli, Hernan Crespo, Julio Cruz dan Victor Obinna.

Alasan kedua adalah telah didatangkannya penyerang yang bertipe sama dengan Ibra yang bertipe finisher, yakni Diego Milito. Milito adalah tipe striker yang punya kekuatan bagus, pekerja keras dan ia adalah seorang Argentina, yang tentu tidak akan kesulitan beradaptasi dengan kultur di Inter yang dihuni stagione asal Agrentina.

Ketiga, Ibra bukanlah tipe pemain yang setia. Faktanya, ia meninggalkan Juventus ketika tim tersebut terdegradasi ke serie B. Jadi, ia adalah seorang yang ambisius (sama dengan Cristiano Ronaldo), yang bisa saja mengorbankan kepentingan tim demi ambisi pribadi. Bukankah ia ingin memperkuat tim yang berpeluang juara Liga Champions daripada berjuang dengan Inter di liga yang sama? 

Keempat, dana hasil penjualan Ibra (yang saya perkirakan 30-40 juta Euro), bisa untuk mendatangkan seorang bek tengah berkualitas untuk memperkuat pertahanan atau gelandang tengah yang bertipe playmaker. 

 

Pelatih modern = Capres

Dalam dunia sepakbola modern yang cenderung menuntut hasil seperti sekarang, hasil minor yang ditorehkan seorang pelatih yang kemungkinan besar akan di cap sebagai kegagalan oleh pemilik klub atau pendukung. Oleh sebab itu, banyak pelatih atau calon pelatih yang mencoba menawarkan janji-janji a la calon presiden. Jika calon presiden menawarkan turunnya harga sembako, terbukanya lapangan kerja atau berkurangnya utang luar negeri, maka seorang pelatih (terutama pelatih klub-klub besar Eropa) menawarkan target-target tertentu untuk klubnya.

Carlo Ancelotti, misalnya, menyebut dengan berapi-api bahwa ia akan memenangkan Liga Champions untuk bos Chelsea yang memang penasaran dengan title tersebut. Manuel Pellegrini, bos anyar Real Madrid menjanjikan kestabilan di tubuh Los Merengues. Beberapa pelatih juga menjanjikan lolos ke Europa League atau sekadar lolos dari degradasi. Janji-janji tersebut bisa jadi terucap sebagai imbalan kepercayaan yang diberikan kepadanya, tetapi juga bisa berarti agar klub-klub memakai jasanya, terutama jika pelatih tersebut menganggur (seperti Roberto Mancini) atau sedang mencari tantangan lain.

Target dalam dunia sepakbola juga ada di dunia politik, yakni kontrak politik. Bedanya, jika pelatih tidak memenuhi target nya akan di pecat atau legowo mengundurkan diri, sementara politikus akan mengeluarkan seribu satu dalihnya.  

Kamis, 04 Juni 2009

Sebuah Buku (untuk istriku)

Sebuah Buku

(untuk istriku)

Jenuh...

Rabu, 27 Mei 2009

Kisah semalam

Kata-kata yang berserakan, dari mulut yang mengeluarkan api, bukan cinta tetapi duka yang ada sepanjang usia, hingga kita terlena dan selalu bertanya dalam hari : "benarkah ini dirimu?". Kau terlelap dalam tidur yang dalam, lalu kau keluarkan semua yang ada di otakmu, tetapi yang ada hanya rindu yang tidak berwarna. Mimpimu terbang ke angkasa, meledakkan dirinya hingga aku terbangun di musim semi, tempat kita menyemaikan titik-tirik rindu menjadi romantisme yang dalam... 

Tuhan mencintai sepakbola indah...


Ya, akhirnya 'keadilan' turun di Stadion Olimpico, Roma, tempat pertandingan antara wakil Spanyol, FC Barcelona dan juara bertahan asal Inggris, Manchester United. Barcelona mengalahkan MU dengan skor 2-0 (1-0) lewat gol Samuel Eto'o (10') dan Leo Messi (73'). Diawal-awal pertandingan, MU langsung menggebrak lewat tendangan bebas C. Ronaldo, tapi masih mampu ditepis kiper Victor Valdes. Menurut saya, ada 3 hal faktor krusial yang bisa dijadikan alasan kenapa Man. United tidak berdaya dihadapan Barcelona.

Pertama, MU tampil dengan formasi 'aneh', yakni 4-3-3 atau bisa bertransformasi menjadi 4-5-1 ketika bertahan. Formasi ini tidak lazim karena biasanya MU mampu menguasai pertandingan dengan formasi 4-4-2 yang seimbang dalam menyerang dan bertahan. Sebenarnya formasi 4-3-3 memberikan hasil baik ketika di semifinal melawan Arsenal. Tetapi, lawan kali ini adalah Barceloa, yang meskipun turun dengan formasi ofensif, 4-3-3, tetapi memiliki penguasaan bola yang prima. Formasi ini menjadikan permainan MU gampang ditebak, sebab Rooney jadi sayap, Ronaldo menjadi striker tunggal dan tidakm memiliki penyeimbang di lini tengah

Kedua, posisi Cristiano Ronaldo yang sejatinya di sayap, ditempatkan sebagai striker tunggal. Alhasil, serangan hanya bertumpu pada Ronaldo seorang. padahal jika formasi 4-4-2 dimainkan, dengan Park Ji-sung atau Ryan Giggs dan Ronaldo di sayap, Paul Scholes sebagai penyeimbang dan duet Rooney dan Berbatov/Tevez, permainan MU tidak akan senaif ini. 

Ketiga, tidak ada penyeimbang di lini tengah. Paul Scholes yang memiliki kemampuan setara Xavi Hernandez, seharusnya dimainkan sejak awal untuk menjadi playmaker di lapangan tengah. Sebab, tanpa Scholes, lapangan tengah MU kalah dalam penguasaan bola.

Afterall, keduanya memang layak berada di final, hanya saja Barcelona mengalami klimaks permainannya sepanjang Liga Champions musim ini, tetapi sebaliknya dengan MU. Akhirnya, yang menguasai permainan, menciptakan banyak peluang dan memainkan sepakbola indah lah yang memenangkan pertandingan dan Barcelona layak untuk juara.

Maka, Tuhan pun mencintai sepakbola indah..

 

Selasa, 26 Mei 2009

Fenomena (industri) musik Indonesia, sebuah lelucon?

(dari blog-nya Netral)

Ha,ha,ha inilah yang terjadi di industri musik Indonesia saat ini, sebuah lelucon besar. Tapi yah apa mau dikata, toh masyarakat kita menyukainya dan rela mengeluarkan uang untuk membelinya. Inilah potret masyarakat Indonesia yang secara tidak sadar menikmati kebodohan & kemiskinan mereka. Dikatakan begitu karena hampir semua produk musik yang notabene miskin edukasi moral, laku bak kacang goreng. Tidak usah kita bilang apa jenis musiknya dan siapa bandnya, toh kita juga sudah tahu semua, mulai era "the king" hingga "i miss you" band, semuanya laku keras dibeli oleh masyarakat kita. Ini artinya bahwa kita memang terbiasa untuk menyukai hal-hal yang mudah dan gampang. Secara budaya dan kultur kita terbiasa untuk tidak menantang hal-hal yang baru, pamali katanya.


Jadinya yah akhirnya seperti ini, kita tetap bodoh dan dikelilingi oleh arogansi massal yang mengatas namakan budaya. Bagaimana mungkin dangdut bisa dibilang budaya musik Indonesia, padahal semua unsur musiknya diadaptasi dari India ? atau bagaimana mungkin musik pop melayu andalan malaysia adalah merupakan kesukaan bangsa kita ? Tidak, Bukan itu budaya kita, sekali lagi bukan ! 

Mari jangan jadi bangsa yang bodoh, jangan menyukai sesuatu yang gampang !

netralizer, ayo bangun, jangan jadi generasi yang bodoh dan terlena dengan "kejujuran The king". Mulailah mencintai sesuatu yang sulit, maju dan taklukan. Lebih baik gagal berkali-kali daripada tidak pernah mencoba. Jadilah generasi yang menyukai tantangan, bangunlah negeri ini. Jangan salahkan siapapun atas apa yang terjadi sekarang, tapi bertindaklah segera, tantanglah dirimu untuk berbuat sesuatu yang lebih baik. 

Musik yang gampang akan membuat seseorang tidak produktif, mematikan kreativitasnya dan membungkan inovasinya. Musik yang gampang akan mendorong orang untuk menyalahkan keadaan atas kegagalannya sendiri. Musik yang gampang akan membuat orang pasrah akan nasibnnya dan setia menikmati kebodohannya.

Begitulah yang terjadi pada bangsa ini, selalu menyukai hal yang gampang dan tidak memerlukan energi untuk berpikir apalagi bertindak. Dan ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari kebodohan kita dengan menjadikan kita tetap bodoh dan makin bodoh.

Korupsi memang jahat, tapi membuat masyarakat menjadi bodoh adalah sangat sangat jahat.Mandeknya prestasi kita di dunia international adalah akibat ulah para penjahat moral ini yang menjadikan kita tetap bodoh.

tapi anehnya malah kita justru mendewakan mereka dengan memanggil salah seorang dari antaranya "bang haji" ha,ha,ha... lucu ya. Padahal apa yang dia lakukan selama ini secara tidak sadar telah membodohi kita semua, dan terlebih kelakuannya telah menghina intelenjensi kita sebagai manusia dengan berlindung atas justifikasi agama. Berlaku bak raja beliau menghakimi orang lain lagi, "Playing God" gitu ceritanya. Gilaaaaaaaaaaaaaaaa ! dan banyak orang bisa percaya sama dia. Jadi apa dunia nih ?

Aduh, sedih banget ya kita, melihat apa yang terjadi di bangsa ini. oleh sebab itu, ayo netralizer kita adalah generasi baru penerus bangsa, jadilah pintar, dan lawanlah kebodohan ini, bukan orangnya yang kita lawan, tapi karya dan budaya yang mereka bawa harus kita lawan.

Untuk para pembodoh bangsa ! sadarlah ! jangan karena keuntungan semata, maka anda berani mengorbankan kreativitas jutaan anak bangsa, tolong jangan jejali kami dengan kebejatan kalian.

----

komentar saya...

industri musik indonesia memang sedang berada di dalam pusaran air yang bernama stagnasi. Dimana stasiun2 TV, selalu diputar acara2 band-band yang menurut saya itu2 saja. ya musiknya, ya tampilannya, ya liriknya, ya keseluruhan musiknya.  Industri berada pada 2 sisi mata uang. Di satu sisi, stasiun teve memberlakukan sistem yang membuat masyarakat indonesia bergembira dengan melihat artis2 karbitan, setiap hari, tanpa melihat dan menyadari mengapa fenomena ini begitu menggila dan membuat saya ingin membanting teve. Inilah yang saya maksudkan sebagai sebuah stagnasi (tidak maju-maju). Tidak ada variasi musik, attitude yang membuat musik indonesia menjadi lebih beragam, kaya akan inovasi dan kreasi. Yang ada hanyalah individu2 atau kelompok yang berusaha menjadi artis atau musisi dadakan. Benar-benar menyedihkan...


Senin, 25 Mei 2009

Simpati untuk Newcstle United dan Middlesbrough

BIRMINGHAM, KOMPAS.com — Newcastle United dan Middlesbrough terdegradasi setelah menyerah dari lawan-lawannya. Hasil ini menolong Sunderland dan Hull City, yang aman di Premier League, meskipun keduanya juga kalah.

Pada partai penentuan di duel terakhir Liga Inggris, Minggu (25/5), "The Magpies" kalah 0-1 dari Aston Villa, sedangkan "The Boro" keok di tangan tuan rumah West Ham United. Hull sebagai tuan rumah harus mengakui keunggulan sang juara Manchester United dengan kekalahan 0-1. Adapun "The Black Cats" sempat memberi perlawanan kepada Chelsea sebelum menyerah 2-3.

Newcastle dan Middlesbrough berada dalam kondisi tidak menguntungkan karena keduanya berada di posisi 18 dan 19. "The Toon" mengemas nilai 34, sedangkan "The Boro" punya 32. "The Tigers" di atas mereka dengan nilai 35, sementara Sunderland mengantongi nilai 36.

Kondisi itu membuat keempat tim mensyaratkan kemenangan di partai terakhir. Di Villa Park, Newcastle mencoba menundukkan "The Villans", yang sudah pasti lolos ke Liga Eropa UEFA musim depan. Setidaknya, selama 20 menit pertama, Newcastle menghujani gawang tuan rumah dengan tembakan-tembakan berbahaya. Sayang, eksekusi Obafemi Martins, Mark Viduka, dan Damief Duff tak berhasil membuahkan gol.

Menit berikutnya, giliran Villa datang menekan. Tim tamu masih bisa menahan dan kiper Steve Harper juga mampu bertugas dengan baik. Sayangnya, kesalahan yang dibuat oleh Duff di menit ke-38 membuyarkan impian mereka. Duff gagal mengantisipasi tembakan jarak jauh Gareth Barry sehingga bola malah masuk ke sudut kanan bawah gawang Harper. Semua upaya dilakukan oleh serdadu asuhan Alan Shearer tersebut, tetapi semua berakhir nihil.

Demikian pula yang dilakukan Hull di hadapan MU. Tuan rumah tak menduga ketika Darren Gibson melepas tendangan spekulasi ke tiang jauh pada menit ke-24. Bola meluncur deras dari jarak 23 meter dan menembus kiri atas gawang Boaz Myhill.

Di kandang West Ham, tuan rumah mendapat perlawanan alot dari "The Boro". "The Hammers" unggul di paruh pertama sejak Carlton Cole mencetak gol di menit ke-33 seusai mendapat crossing dari kiri. Tim tamu sempat menyamakan skor melalui Gary O'Neil pada menit ke-50, tetapi Junior Stanislas menyudahi perlawanan mereka lewat gol yang terjadi delapan menit kemudian.

Sementara itu, di Stadium of Light, tuan rumah Sunderland sempat menyulitkan "The Blues". Setelah main imbang tanpa gol di babak pertama, laga terakhir bagi pelatih Chelsea, Guus Hiddink, itu dibuka oleh oleh Ashley Cole pada menit ke-47.

Sunderland bereaksi cepat dan menyamakan skor lima menit kemudian melalui Kieran Richardson. Sayangnya, "The Blues" kemudian mencetak dua gol melalui Salomon Kalou pada menit ke-74 dan gol kedua Cole, empat menit sebelum bubar. Mati-matian Sunderland mengejar dan membuahkan gol kedua dari Kenwyne Jones di menit-menit akhir. Itulah gol terakhir dalam laga tersebut, tapi kekalahan tak membuat Sunderland terlempar dari Premier League. (SCN)

Kamis, 21 Mei 2009

SID tidak takut dianggap meniru NOFX

(copas dari detik.com)

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam Vans Warped Tour 2009 di AS, 26Juni-9Juli mendatang, band dari Bali Superman Is Dead (SID) cuma mendapat waktu 25 menit untuk setiap kali tampil. Demi menyajikan pertunjukan yang berkesab bagi para penonton dalam waktu yang pendek itu, mereka kini berlatih intensif di Tanah Air.


"Kami latihan intens supaya mendapatkan kembali power SID, kata Bobby, sang vokalis merangkap gitaris. "Dengan waktu yang singkat itu, kami harus bisa meninggalkan kesan," tambahnya.

Lirik lagu-lagu SID yang berbahasa Inggris juga akan menjadi daya jual SID di sana. "Kami akui, faktor bahasa Inggris bisa membawa kami keluar negeri. Tapi, tak hanya itu. Waktu tur di Australia, kami juga membawakan lagu-lagu yang berlirik bahasa Indonesia," tutur Jerinx, drummer SID.

Akan menyuguhkan musik mereka di AS, negara asal NoFX, salah satu band yang menginspirasi SID, Bobby, Eka (bas), dan Jerinx tak khawatir akan dicap sebagai peniru NoFX. "Kami memang terinspirasi, tapi bukan meniru," ujar Jerinx. "Justru sebaliknya, saya rasa mereka akan memberi penilaian positif, karena mereka pikir, negara ini (Indonesia) banyak masalah, tapi di sana ada band Asia yang terinspirasi band dari negara mereka (AS)," timpal Bobby. (C7-09/ATI)

-----

maju terus SID, indonesia loves you!!

Arema, si macan yang tak mampu mengaum lagi


Tahun ini, Arema Malang mengalami kemunduran prestasi. Sampai saat ini, Singo Edan hanya menempati peringkat 10 klasemen sementara. Target juara yang dicanangkan di awal musim pun berubah menjadi 'asal tidak degradasi', cukup menyedihhkan. 

Barcelona akan mengalahkan Man. United!

Final masih akan dilangsungkan tanggal 27 Mei 2009 di Stadion Olimpico, Roma. Tapi gemanya sudah terasa sejak kedua tim yang hadir di final, Barcelona dan Man. United, melangsungkan semifinal yang dramatis. Barcelona mengalahkan Chelsea, Man. United menundukkan kompatriotnya, Arsenal dengan cukup 'mudah'. 

Banyak orang berpendapat bahwa ini adalah pertarungan antara Leo Messi (Barcelona) dan Cristiano Ronaldo (Man. United). Tapi, saya melihat tahun ini adalah kebangkitan sepakbola ofensif. Barca adalah cermin sepakbola modern yang mengedepankan individu-individu dahsyat lewat permainan yang indah, Di sisi lain, Man. United adalah solid secara tim dan seimbang dalam menyerang maupun bertahan.

Saya memperkirakan, pertarungan akan ditentukan oleh penguasaan bola, dimana Barca akan mengalahkan United, yang bermain hati-hati, seperti ciri khas tim-tim asal Inggris Raya yang suka dengan direct football. Tapi, kemampuan individu pemain Barca akan merobohkan kesombongan United. Percayalah, ofensifitas akan mengalahkan permain sepakbola inggris yang cenderung membosankan. Skor mungkin akan ditentukan lewat perpanjangan waktu atau adu penalti... 

Futsal dalam foto

ini foto ketika tim futsal Pajak (yang merupakan gabungan antara KPP, Kanwil dan PBB) menang melawan Tim futsal Dispenda. Kemenangan ini untuk yang kedua kali atas tim yang sama. Pertandingan ini dilangsungkan di GOR Pangsuma Pontianak. Sayang sekali, di pertandingan selanjutnya, tim Pajak kalah oleh tim yang kemudian menjadi juara, Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang notabene diperkuat oleh mantan pemain Persipon.

Rabu, 20 Mei 2009

Sepuluh film yang menginspirasi

1. Life is Beautiful
2. Kongdom of Heaven
3. Maskot
4. Goal : Living the Dream
5. Ada Apa Dengan Cinta?
6. Munich 1976
7. The Conductors
8. Pursuit of Happiness

Sepuluh album yang menginspirasi

1. SlipKnot (self titled, 1999). Sebelum mengenal slipknot, saya lebih dulu kenal Limp Bizkit, Metallica, Sepultura dan Slayer. Tapi, album ini benar-benar mengubah peta pemikiran saya tentang musik metal yang pada kurun waktu 1980 sampai 1990 an masih didominasi oleh heavy metal, atau hair metal. Ketika itu saya berumur 19 tahun, dan sedang mencoba untuk mencari jati diri lewat musik. Damn! slipknot membuka telinga saya lebar-lebar, bahwa jadi rocker itu nggak melulu harus ganteng, putih atau punya gaya. Yeah, it;s all about music. Slipknot membuktikan itu.

Lewat album ini, the nine masks kemudian dikenal dunia lewat Spit It Out, Purity atau hits yang selalu dibawakan setiap kali konser, Surfacing. Lewat album ini juga, slipknot telah menjadi hero saya, dulu ataupun sekarang

2. Soulfly (Dark Ages). Saya suka gaya bernyanyinya Max Cavalera. Bertenaga, cepat dan gahar. Meski beliau ‘nyambi’ nge-rhytm, nuansa vokalnya tidak putus. Selain itu, gaya bertutur Max dalam setiap liriknya membuat saya merasa terwakili. Ada marah, benci dan ketakutan…it;s so emotional

3. Superglad (Ketika Hati Bicara, 2006). Saya menyukai gaya riff-riff gitar dalam lagu ini yang gahar namun tetap sopan dan gagah. Vokal Buluk gagah, apalagi ketika menyimak video klip Peri Kecil, rocker banget. Tidak banyak melodi juga membuat betah mendengar lagu-lagu semacam Ketika Setan Berteman, Nona Malam dan Satu. Lagu terakhir menjadi ikon Superglad (atau juga duta) anti-AIDS. Ketika saya mendengarkan lagu-lagu dialbum ini, saya mulai bisa menyimpulkan jenis musik apa yang saya sukai, mewakili pribadi, sekaligus bisa saya mainkan.

4. Dewa (Bintang Lima, 2000). Menurut saya, semua lagu dialbum ini adalah matserpiece. Entah si Dhani sebagai konseptor tengah ‘hebat-hebatnya’, atau Dewa memang lagi serius mengeluarkan isi hati, kesemua lagu tampil prima. Ketika saya masih teringat-ingat vokal Ari Lasso yang tinggi melengking, ternyata vokal Once tidak mengecewakan. Bisa jadi, album ini akan melupakan kenangan penggemar akan vokal Ari Lasso. Diluar semua itu, lagu-lagu dialbum ini berbeda karakter, tapi tetap satu kesatuan. Satu hal yang saya sedikit ‘kurang’ adalah Dhani terlalu ‘terinpirasi’ oleh karya-karya Khalil Gibran, hingga banyak judul lagu dan lirik yang sama atau mirip dengan karya pujangga asal Lebanon tersebut, misalnya Sayap-Sayap Patah atau Risalah Cinta serta Air Mata dan Senyuman.

Adriano Leite, wonderkid yang manja

Adriano Leite Ribeiro.Inilah nama penyerang eks Flamengo (Brasil) yang dulu sangat disegani karena memiliki potensi untuk menjadi pemain besar seperti seniornya di Timnas, Ronaldo. Faktanya, di inter ia langsung menjadi promising striker selain Mario Balotelli. Kekuatan utamanya tentu saja terletak pada tendangan kaki kirinya dan memmiliki body strenght yang tinggi.

Sayang sekali, bintangnya lambat laun meredup. Saya tidak melihat ini kesalahan pemilihan pemain oleh -siapa saja-pelatihnya. Tapi -pada kasus Adriano- adalah murni lemahnya kemampuan si pemain dalam beradaptasi dalam lingkungan tim penuh bintang dan tekanan tinggi dalam kompetisi Serie A. Menurut saya, Adriano adalah sosok pria yang manja dan pemalas. Jika ia tak mendapatkan yang ia dapatkan, ia tak cukup dewasa untuk menerimanya dengan lapang dada. Faktanya, ketika ia beberapa kali tak dimainkan, ia kemudian memilih tidak ikut latihan, atau sengaja datang terlambat ke Appiano Gentile. Jika ia tidak bahagia di Inter, mengapa ia tidak mengajukan diri untuk di transfer? atau mengapa ia tidak berjuang -dengan segala kemampuannya- memperbutkan tempat utama layaknya seorang pria?

Selasa, 19 Mei 2009

Aremania, mencoba (tetap) besar ditengah cobaan...

Sore itu, pertengahan tahun 1998, seorang teman menghubungi. Ia mengatakan apakah saya ada waktu, karena ia ingin mengajak saya menonton pertandingan sepakbola di Gajayana, Malang.  Waktu itu kami sedang liburan sekolah. Beberapa kali saya menonton sepakbola di stadion, tetapi kali ini saya menonton tim Liga Indonesia. Bukan main-main, yang ditonton adalah Arema Malang.

Sementara sebelumnya, saya hanya menonton PSID (Persatuan Sepakbola Indonesia Djombang) yang berlaga di Divisi II. Arema tentu berada di kelas dan level yang berbeda. Sejak lama saya mengagumi Arema, tetapi hanya lewat berita-berita di Jawa Pos dan Malang Pos. Kadang-kadang saudara-saudara saya yang asli Bululawang, Malang, sering bercerita tentang klub kebanggaan mereka.

Bagaimana mereka mengharubirukan jalan-jalan ketika Arema bertanding di Gajayana. Bagaimana sepinya jalan-jalan ketika hari pertandingan. Saya telah lama mendengar tentang Aremania, suporter yang hebat, atraktif, loyal dan fanatik. Saya juga telah mendengar tentang perseteruan abadi antara Arema dan Persebaya, yang mewakili hegemoni dua kota besar di Jawa Timur. Semua cerita itu akhirnya membawa saya ke dalam stadion Gajayana, tempat dilangsungkannya pertandingan antara Arema Malang vs Persebaya Surabaya. Orang-orang menyebutnya Derby Jatim, pertandingan yang secara tontonan, gengsi dan emosional lebih besar daripada pertandingan manapun di Jawa Timur.

Saya mendapati bahwa semua cerita itu ternyata benar. Sekitar 20 ribuan penonton memadati Gajayana, termasuk di sentelban. Jalanan kota Malang sepi. Arak-arakan motor, angkutan umum yang mengangkut supporter dan mobil pribadi semua mengarah ke Gajayana. Hari itu hujan rintik-rintik, tetapi saya telah mendengar bahwa Arema akan bermain lebih bagus jika lapangan becek. Entah itu sindiran atau ungkapan kekaguman. Kemudian seorang Aremania (yang kelak saya ketahui bernama Yuli ‘Sumpil’ Sugianto) naik ke ‘mimbar’ memimpin ribuan Aremania untuk bernyanyi dan bergembira. Tujuan semua itu hanya satu, mendukung Arema mengalahkan musuh nomor satu di Liga, Persebaya Surabaya.

Kami bergoyang kekanan-kekiri, maju mundur dan berloncatan. Semua itu membuat kami merasa gembira dan bersemangat. Aroma minuman keras dihembuskan angin sore itu. Saya sempat ‘merekam’ sebuah insiden dimana seseorang, yang dituduh bonek (suporter garis keras Persebaya) menyusup ke bangku penonton. Ketika beberapa aremania menghajarnya (ketika itu Surabaya dan Malang masih perang dingin dimana ada kesepakatan masing-masing klub tidak mengerahkan suporternya ketika tandang), koor ‘ndeso…ndeso…!! Ndeso…ndeso..!! langsung bergema. Itu membuat saya kagum.

Karakter suporter yang hebat akan terlihat ketika sedang menghadapi masalah. Meski benci setengah mati terhadap Persebaya, tetapi lambat laun Aremania mulai dewasa dalam bersikap, sebab mereka sadar nama besar Aremania dipertaruhkan. Tidak ada lagi bakar-bakaran, tidak ada lagi spanduk provokatif, juga tidak ada lemparan-lemparan kearah lapangan.

Fanatisme Kedaerahan

Arema Malang adalah wakil dari ketidakmapanan sosial di Malang, meski kota itu bisa disebut sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur. Arema juga menjadi simbol perlawanan terhadap hegemoni politik dan sosial yang semakin meminggirkan kaum tidak mampu. Di Malang, ada klub plat merah, alias milik Pemda, yaitu Persema Malang.

Tetapi, bisa saya katakan, jumlah Aremania lebih besar dan lebih fanatik daripada pendukung Laskar Ken Arok. Arema didanai oleh Aremania lewat tiket masuk, bukan APBD sebagaimana Persema. Arema juga mandiri dengan sponsor lokalnya. Dengan begitu, Aremania merasa memiliki Singo Edan, baik atau buruknya. Itu sebabnya, Arema sangat anti-Persema, yang di cap sebagai perpanjangan tangan dari kekuasaan yang lalim.

Pemandangan yang kontras akan terlihat ketika Arema dan Persema memainkan partai kandangnya. Ketika Arema didukung oleh lautan biru dengan kisaran tidak kurang dari 15ribu-an Aremania, disisi lain Persema hanya didukung oleh ratusan ‘simpatisan’. Diyakini, para simpatisan tersebut hanyalah ingin menonton sepakbola, bukan ingin menikmati dengan cara yang berbeda sebagaimana Aremania.

Pada sisi lainnya, masih di wilayah Jawa Timur, Arema juga bersaing keras dengan tim besar lainnya di wilayah ini, Persebaya Surabaya. Konon, perseteruan ini terjadi sejak era Galatama, hingga pada format kompetisi Wilayah Barat dan Timur, PSSI memutuskan memisahkan keduanya untuk memperkecil gesekan antar suporter. Ada ‘mitos’ tak tertulis bahwa Arema boleh kalah dengan tim mana saja, bahkan dikandang sekalipun, asalkan bukan dari Persebaya. Dibagian manapun di planet ini, namanya kekalahan dalam partai derby, selalu menyisakan kesedihan yang mendalam. Bahkan tak jarang kekecewaan ini dilampiaskan dengan cara yang anarkis.

Keramahtamahan Wong Malang

Teman saya itu, Husni, adalah teman sebangku saya di SMU 1 Jombang. Ya, saya lahir di Jombang, dengan ayah asli Bululawang, Jawa Timur dan ibu Nganjuk. Bisa dikatakan, saya adalah setengah Arema. Mungkin itu yang membuat saya merasa dekat dengan apapun yang berbau kota Malang. Ketika liburan sekolah tiba, saya lebih suka ke Malang, daripada ke Surabaya, misalnya. Saya kagum dengan keramahtamahan (hospitality) wong ngalam.

Bisa jadi sifat dan karakter itu memang karakter dasar orang Jawa, yang memiliki toleransi tinggi, menjunjung adat-istiadat dan budaya orang lain, serta membumi dimanapun berada. Pada artikel Kompas, pertengahan Juli 2008, menyebutkan bahwa Jawa Timur terbagi menjadi tiga tlatah, yaitu Tlatah Mataraman (Pacitan, Madiun, Ngawi, Magetan,Trenggalek, Ngajuk dan sekitarnya), Tlatah Arek (Gresik, Jombang, Surabaya, Sidoarjo, Batu dan Malang) dan Tlatah Pandalungan (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Madura, Bondowoso dan Jember).

Tlalah Arek mencirikan kultur yang egaliter, toleransi, terbuka dan apa adanya. Itu bisa dilihat dari pemabangunan kota dan budaya Malang yang mencerminkan perpaduan berbagai macam budaya dan karakter manusia. Wong Malang juga memiliki karakter Yok Opo Enake, alias selalu berupaya menyelesaikan setiap persoalan secara suka sama suka, win-win solution.

Perpaduan budaya itu membentuk berbagai komunitas, salah satunya adalah Aremania, komunitas terbesar di Malang. Matasan, yang pernah menjadi Koordinator Aremania, berujar : “Rasa solidaritas yang tinggi inilah yang membedakan Arek Malang dengan Arek Suroboyo atau Arek Jombang, misalnya”.

Saya merasakan ungkapan Matasan benar, ketika mencoba mengingat waktu pertama kali saya menginjakkan kaki di Gajayana, para Aremania seperti saudara bagi saya. Saya tak canggung meski berada diantara ribuan orang dengan berbagai karakter. Kami antri dengan tertib memasuki stadion, saling bertukar rokok, minuman dan tentu saja berangkulan, bernyanyi bersama sepanjang laga sore itu, meski kami tidak mengenal satu sama lain.

Satu hal yang saya kagumi, mereka tidak memandang orang lain yang tidak dikenalnya dengan tatapan aneh atau mencurigai. Sebab, Aremania meyakini, siapapun yang datang ke Gajayana adalah saudara sebab mereka sama-sama mendukung the sacred blue jersey, Arema.

Rasa cinta tanah air dan persaudaraan yang tinggi itulah yang membuat Arek Malang dimanapun berada, selalu membentuk komunitas yang erat. Ketika mereka bertemu diperantauan, maka mereka seperti bertemu dengan kawan lama. Atas dasar itulah, kelak muncul adagium Aremania tidak kemana-mana, (tetapi) Aremania ada dimana-mana. Ungkapan yang sederahana, tetapi dalam maknanya. Orang Malang boleh merantau kemanapun dipenjuru bumi ini, tetapi hati mereka tetap terpaut oleh Arema dan Aremania.

Aremania : Cobaan di Tengah Pencarian Jati Diri

Aremania bukanlah komunitas dengan atribut pengurus lengkap atau dengan dana berlimpah. Mereka membangun komunitas dari bawah, mengumpulkan dana dari tiket masuk stadion, berjualan merchandise, kemudian secara perlahan-lahan tumbuh menjadi komunitas yang kelak segala kreativitasnya menjadi inspirasi bagi supporter klub Indonesia lainnya.

Ketika Aremania mulai menemukan jatidirinya sebagai komunitas terbesar dan disorot oleh banyak kalangan, cobaan pun mendera. Mulai dari pertikaian antar suporter, tergusurnya kandang dari Gajayana ke Kanjuruhan dipinggiran kota hingga hukuman Aremania dilarang menonton pertandingan Aremania selama 2 tahun.

Menurut saya, hukuman ini seperti mematahkan sayap seekor burung. Tentu saja burung tersebut tak dapat terbang dan tak bisa berbuat apa-apa. Begitu juga dengan Aremania. Bagi sebagian besar Aremania, menonton Arema di stadion ibarat ibadah ‘wajib’ kedua setelah shalat Jumat. Sepakbola adalah urat nadi yang menggerakkan rasa cinta antar sesama warga. Sepakbola juga yang meyatukan mereka. Arema adalah satu-satunya cinta yang mereka miliki.

Pada ulang tahunnya yang ke 21 (11 Agustus 2008) kali ini, Aremania seperti remaja yang sedang mencari jati diri. Adakalanya pencarian jatidiri itu berakhir dengan kegagalan, sebab salah memilih arah dan tujuan. Kita semua tahu, pendewasaan butuh proses dan kesabaran.

Semakin tinggi pohon, semakin tinggi pula terpaan anginnya. Ungkapan ini pas untuk Aremania. Ketika kreativitas dan persaudaraannya dikagumi dimana-mana, maka tuntutan untuk menjaga citra dan kebanggaan adalah mutlak diperlukan. Aremania tidak bisa lagi seenaknya berlaku anarkis. Tetapi itu menjadikan Aremania lebih dewasa dalam bersikap dan bertingkah laku.

Salah satu wujud kedewasaan itu adalah sabar dalam menghadapi cobaan dan tidak mudah terpancing provokasi murahan pihak lain. Patut diingat bahwa orang yang hebat adalah orang yang mampu menahan amarahnya ketika ia layak untuk marah. Jika lolos dari ujian ini, maka Aremania patut mendapat predikat lebih dari sekadar The Best Supporter.

Sore itu, pertengahan Juli 1998, kami seluruh Aremania yang membirukan Gajayana, bernyanyi dan bergembira, sebab Arema mengalahkan Persebaya 1-0 lewat gol di injury time. Seluruh stadion bergemuruh seperti hampir rubuh. Kami saling berpelukan, saling mengucapkan selamat, sehingga lupa bahwa kami tidak saling mengenal. Bahkan kami lupa sedang berada dimana. Mungkin saja kami berada di bulan. Kami pun pulang dengan hati riang, meski hujan gerimis mengiringi langkah gontai kami…

Selamat Ulang Tahun Arema yang ke 21, semoga prestasi semakin hebat luar dalam, juga buat Aremania semakin dewasa dan kreatif.

Salam Satu Jiwa dari bumi Borneo, Pontianak
Pontianak, 11 Agustus 2008

Vidic untuk Ibra?

Gosip kepindahan Nemanja Vidic ke Internazionale sedikit mengagetkan saya. Betapa tidak, bek tengah Manchester United asal Serba tersebut begitu tanggauh mengawal lini belakang Man Yoo dan menjadi partner tak tergantikan  bersama Rio Ferdinand. Ia adalah tipe bek yang saya segani. Ia cepat, tangguh, bagus dlam man to man marking, dan memiliki kemampuan sundulan yang bagus. Dan lagi, ia masih muda (26 tahun). Tetpai ketika ingatan saya kembali ke pertandingan antara Man. United vs Liverpool dimana tuan rumah dipermalukan 1-4, saya merasa Vidic adalah pesakitan di partai itu. ia begitu mudah dikalahkan oleh Fernando Torres dan Steven Gerrard.

Tapi, mengingat lini belakang Inter yang (kemungkinan) ditinggal Marco Materazzi dan Nicolas Andres Burdisso, mendatangkan bek tengah yang tangguh seperti Vidic adalah pilihan tepat. Saya kira, opsi lain adalah mendatangkan Kolo Toure (Arsenal). Kebetulan pemain yang juga bek tengah timnas Pantai Gading tersebut sedang gamang dengan Arsenal yang tak kunjung juara, pluas perseteruannya dengan William Gallas.

Jika kemudian transfer Vidic dikaitkan dengan swap (pertukaran) dengan Zlatan Ibrahimovic, ini adalah kerugian dan kehilang besar bagi Inter. Memang tak seharusnya Inter menggantungkan diri kepada Ibra seorang, tapi pemain dengan skill lengkap seperti Ibra akan sulit datang lagi ke San Siro. Bagi saya, Ibra tak tergantikan...

 

Hari yang dingin

Hari ini, Rabu 20 Mei 2009, kota Ketapang sedang diguyur mendung, angin sedikit berhembus dan hawa pun menjadi agak dingin. Cuaca seperti ini jadi mengingatkan saya akan kota Batu, Malang yang berad di ketinggian 2000 dpl. Ditambah lagi, ruangan kantor yang duingin karena dihembusi angin pengkondisi udara dengan angka 18 derajat celcius...hari seperti ini enaknya mancing di sungai Pawan II, mancing ikan betok atau gabus, ah sudah lama itu tidak pernah terjadi...