Rabu, 22 Juli 2009

Format Wilayah yang paling cocok

Ditengah carut-marutnya Liga Super Indonesia (LSI) sekarang ini yang selalu dibumui aksi kekerasan, kecurangan, jadwal yang tidak teratur, sudah waktunya PSSI dan BLI melakukan revolusi, bukan lagi evolusi. Secara garis besar, ada tiga hal yang mendesak untuk dilakukan, yakni :

1. Re-strukturisasi di tubuh PSSI, baik itu dari segi manajemennya, orang-orangnya, pelatihan untuk wasit, maupun konsep peraturan2 untuk musim depan yang baku. Sebab yang terjadi selama ini PSSI di pimpin oleh napi dan kroni-kroninya yang berbau politis dan cenderung mementingkan kelompok tertentu, bukan atas nama sepakbola nasional. 

2. Format Divisi Utama dan Liga Super sebenarnya sudah bagus, hanya saja untuk tahun depan sebaiknya menggunakan format wilayah, seperti musim 2007/2008 dan sebelumnya, Timur dan Barat. Sebab format satu wilayah seperti sekarang akan menambah biaya perjalanan pada laga kandang. Sebagai contoh, Sriwijaya FC (Palembang) akan jauh terbang jika tandang Ke Persipura Jayapura atau Persiwa Wamena. Dampak lainnya, fisik akan drop karena perjalanan jauh, ditambah lagi jadwal tanding yang seminggu 2 kali. Mungkin perlu diterapkan Liga Regional, misalnya Regional Jawa-Bali, regional Sumatera, Regional Sulawesi+Maluku, dan Regional Papua. Nanti juara dimasing-masing regional (atau plus runner-up nya) akan ditandingkan di tempat yang telah di tentukan sebelumnya. Aatau tetap menggunakan format dua wilayah juga bagus, asalkan penempatan klubnya merata.

3. Pelarangan penggunaan dana APBD harus dipertegas. Bagaimanapun juga, profesionalisme klub-klub harus dimulai. Selain itu, pembatasan gaji pemain yang selangit juga selakayaknya perlu dicoba, setidaknya untuk menjaga agar klub tetap kompetitif dan menghindari kebangkrutan. Perbaikan insfrastruktur stadion sebenarnya juga mendesak untuk dilakukan, tetapi perbaikan sistem lebih mendesak. 

Lucio ke Inter

MILAN, KOMPAS.com — Inter Milan sudah menyelesaikan pembelian bek Lucio dari Bayern Muenchen. Inter mengikat Lucio dengan kontrak tiga tahun.

"FC Internazionale gembira mengumumkan bahwa Lucimar Ferreira da Silva Lucio telah bergabung dengan klub dalam kesepakatan permanen tiga musim dari klub Jerman Bayern Muenchen," tulis Inter dalam situs resminya.

"Bek asal Brasil, lahir pada 8 Mei 1978 di Brasilia, telah membubuhkan tanda tangan di atas kertas untuk kontrak yang berlaku sampai 30 Juni 2012," lanjut pernyataan tersebut.

Untuk mendapatkan Lucio, Inter mengeluarkan biaya sebesar lima juta poundsterling atau sekitar Rp 82 miliar. Inter menilai pembelian ini lebih baik ketimbang memaksa diri mengejar tanda tangan bek Chelsea, Ricardo Carvalho.

Meski sudah tak lagi muda, Lucio masih memiliki fisik dan keterampilan bagus. Kenyataan itu masih didukung pengalaman dan sejumlah prestasi gemilang.

Lucio ikut andil membawa Brasil menjuarai Piala Dunia (2002) dan Piala Konfederasi (2005 dan 2009). Bersama Bayern, Lucio sukses meraih tiga kali juara Bundesliga (2004/05, 2005/06, 2007/08), tiga Piala Jerman (2004/05, 2005/06, 2007/08), dan dua Piala Liga Jerman (2004 dan 2007). (INT)

Selasa, 21 Juli 2009

Pemimpin yang memahami rakyatnya

Alkisah, Islam pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab, pernah terjadi suatu peristiwa yang kemudian merubah pandangan beliau terhadap masyarakatnya. Di suatu malam, seperti biasa, beliau berjalan-jalan ke kota melihat rakyatnya di malam hari dengan kuda dan ajudannya, beliau melihat sebuah kemah di tengah tanah lapang dengan penerangan seadanya. Yang membuatnya kaget adalah tangisan dari anak-anak kecil. Rupanya kemah tersebut dihuni oleh 4 orang, ibu dan ketiga anaknya. Mereka lapar dan menunggu sang memasak makanan. Seketika Khalifah Umar mendekat dan melihat lebih dekat apa yang sedang terjadi. Alangkah terkejutnya ketika didapati bahwa sang ibu ternyata hanya memasak batu.  Ibu tersebut berpura-pura memasak cukup lama agar anak-anaknya tertidur, dengan rasa lapar yang dalam. Kemudian sang ibu bergumam sambil sesenggukan,  'seandainya Amirul Mukminin (Khalifah Umar, maksudnya) mengetahui keadaan kita malam ini, ia pasti tidak akan bermewah-mewah di dalam istananya'. Khalifah Umar menagis mendengarnya, dan kemudian pergi meninggalkan kemah tersebut perlahan-lahan.

Esoknya, beliau menyuruh pegawai istana untuk mengantarkan sekarung gandum, sekantung kurma dan secerek susu. Beliau berpesan agar itu dilakukannya dengan diam-diam. Maksudnya agar pemberian itu tidak membuatnya riya, juga agar tidak membuat rakyat lainnya iri.

-----------------

Seorang pemimpin tidak seharusnya selalu mengumbar perbuatan baiknya kepada rakyatnya, apapun alasannya, karena memang itulah tugas pemimpin, menyejahterakan, memberi perlindungan dan rasa keadilan bagi rakyatnya. Tetapi tidak harus diceritakan dan di ekspos ke media dengan harapan kebaikannya selalu menjadi omongan orang. Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebut bahwa menyebut kebaikan itu diperbolehkan dengan tujuan untuk membuat orang lain terpacu dan mengikuti langkahnya berbuat kebaikan, karena saling mengingatkan dalam kebaikan itu adalah tugas sesama muslim.

Nah, di negara kita ini justru pemimpin sering mengklaim kebaikannya dan menafikan peran/jasa orang lain. Elite politik sekarang dihinggapi sindrom one man show.  Penurunan harga BBM diklaim, keamanan di Poso, Ambon dan Aceh di klaim, pemberantasan korupsi di klaim, berkunjung ke pasar wajib diliput, dan lain sebagainya. Saya kemudian ingat dengan sabda baginda Rasulullah, 'bersedekahlah secara diam-diam hingga tangan kirimu tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kananmu..' . Maka, sudah jelas bahwa dibutuhkan pemimpin yang down to earth, membumi, tidak  haus akan publikasi dan tidak gila hormat. Sebab Tuhan Mahatahu atas apa yang diperbuat umatNya...  

The Chemistry merilis album

The Chemistry dengan singelnya, One Chemistry, adalah perpaduan yang apik dari 5 rock star Indonesia (Eno, Ipang, Baron, Kin dan Yuke). Mereka berjalan dalam semangat persatuan dan kebersamaan untuk mengembalikan kejayaan musik Indonesia !!

The Chemistry

Source: www.boldchemistry.com
The Chemistry, super project of five great Indonesian musicians which are Eno, Baron, Kin, Ipang and Yuke

Netral merilis album ke-sepuluh

Netral pada awal bulan Juli, tepatnya tanggal 8 Juli 2009 telah merilis Album Baru yang ke 10, dengan nama albumnya - THE STORY OF ... - Dalam album baru ke 10 Netral ini, memberikan 13 lagu yaitu :

  1. Cipta Karya Jaya Rasa

  2. Hari Yang Indah

  3. Garuda Didadaku (ost. garuda didadaku)

  4. Api

  5. Seluas Samudera

  6. Kecoa Dan Kupu Kupu 

  7. Susu Coklat

  8. Lagu Untuk Teman

  9. Musim Berburu

  10. Tersesat

  11. Liburan

  12. Nuansa

  13. Hari Merdeka

 

# Dengan lagu Netral yang terbaru ini, Netral tetap eksis dalam musik Indonesia. Album baru Netral yang ke 10 ini ( THE STORY OF... ) bisa kalian dapatkan di toko-toko kaset di kota anda sekarang. 

# Khusus untuk lagu GARUDA DIDADAKU Kalian udah bisa memiliki NSP nya. ( Telkomsel ) ketik GARUDA kirim ke 1212  

# Bagi kalian yang mau mengkoleksi Merchandise Netral, Saat ini Netral sudah memiliki BUTIK ONLINE : www.cbus.web.id

(dikutip seluruhnya dari Facebook-nya Netral)

Kamis, 16 Juli 2009

Futsal dalam foto


Turnamen di Lap. Vigor Pontianak


Vs Dispenda di GOR Pangsuma, Pontianak


Jadi Kapten, susah juga...


Selasa, 14 Juli 2009

Pernikahan





Tifosi Ultras


Aremania / Arema Malang (Indonesia)


Ultraslan / Galatasaray (Turki)


Irriducibili / FC Internazionale (Italia)


Borrussia Dortmund (Jerman)

                                               

Minggu, 12 Juli 2009

Mbah Surip beat them all!

Tak gendong, kemana-mana...enak tho, manteb tho...

Ya, mbah Surip, lewat musik dan pribadinya yang sederhana dan apa adanya, adalah fenomena di negeri ini. Siapa sangka musik ber-genre reggae sederhana dan dandanan yang super unik, mampu menghipnotis industri musik yang tengah diinjak-injak musik dan gaya hidup pop yang absurd?

Formula yang diusung Mbah Surip sebenarnya sederhana saja. Beliau menciptakan musik yang easy listening, easy to share, easy to play ditambah lirik sederhana, sama seperti band-band pop yang baru bermunculan, membuat Mbah Surip dan Tak Gendong nya menciptakan sebuah anomali. Ketika band lain menciptakan pencitraan visual lewat dandanan yang rapi, bersih, putih atau gaul, mbah Surip justru sebaliknya. Ketika band-band berlomba-lomba menciptakan lagu dan lirik bertemakan cinta picisan, Tak Gendong justru tidak menampilkan tema se-'biasa' itu.   

Mbah Surip dan Tak Gendong nya juga meraih 'penghargaan' atas jerih payahnya, yakni royalti atas penggunaa ring back tone (RBT) yang mencapai milyaran rupiah. Tentu ini jumlah yang sangat besar untuk seorang Mbah Surip yang menyebut dirinya seniman, bukan artis atau selebritis. Ketika ditanya, kira-kira untuk apa uang royalti sebesar itu, beliau hanya menjawab dengan lugu dan membumi : sebagian disumbangkan untuk anak yatim dan panti asuhan. 

Ya, (musik dan kepribadian) Mbah Surip mengalahkan gaya hidup dan musik ngepop, serba hedonitas lewat industri musik yang cenderung hingar-bingar yang dangkal tanpa memaknai seni itu sendiri.

Yeah, Mbah Surip beat them all!

Senin, 06 Juli 2009

Michael Owen ke Man. United

Liputan6.com, Manchester: Keinginan Michael Owen tetap unjuk kemampuan di strata teratas sepakbola Inggris terwujud. Penuh riang gembira, Owen menyebut kepindahannya ke Manchester United masih jauh dari mimpi terliarnya. Tapi di balik itu muncul klaim bahwa sejatinya ia berhasrat kembali ke Liverpool.

Owen dihadapkan pada pilihan yang luas setelah kontraknya berakhir di Newcastle United per 1 Juli. Meski begitu sejumlah klub berpikir beberapa kali melongok jejak rekam cedera yang akrab menempel di striker berusia 29 tahun tersebut. Salah satu yang ada di benaknya adalah Anfield. News of the World mengklaim bahwa Owen ingin kembali ke klub pertama dalam kariernya itu. 

Sebelum bergabung dengan MU, Owen dikabarkan bersedia menerima gaji pokok 25 ribu pound (Rp 417,5 juta) per pekan. Angka yang jauh dari bayaran di Newcastle, tapi tak mengapa demi bermain lagi di Liverpool. Namun hasrat itu ditepis bos The Reds, Rafa Benitez. Meskipun potongan gajinya lumayan besar, Benitez ogah berjudi. 

Tidak salah lagi, yang dikhawatirkan Benitez yakni kebugaran dari mantan penyerang Real Madrid tersebut walaupun manajemen klub tidak perlu repot-repot merogoh kantong membayar fee transfer. Benitez juga menentang keinginan dari salah satu co-owner klub George Gillett Jr. 

Benitez juga waswas masuknya Owen menyegarkan kebencian publik Anfield. Fans Liverpool kurang berkenan dengan Owen yang pada 2004 hijrah ke Spanyol. Owen dikabarkan sengaja menunda kedatangannya ke Carrington, pusat latihan MU, demi menjaga harapan sdipanggil Liverpool. Tapi pada akhirnya Benitez tidak tertarik. Owen bergabung dengan musuh berat Liverpool dan tercatat sebagai salah satu transfer paling mengejutkan di Inggris dalam beberapa tahun belakangan.

Good luck, Michael!

Real Madrid dan Esensi Sepakbola

Real Madrid telah menghabiskan dana tidak kurang dari 160 juta euro untuk mendatangkan tiga pemain, yakni Kaka (65 juta, dari AC Milan), Cristiano Ronaldo (80 juta, man. United) dan Raul Albiol (15 juta). Minggu ini, dikabarkan Madrid berhasil mendatangkan seorang bintang lagi, yaitu Karim Benzema dari Olympique Lyonnais. Nilainya tidak dibeberkan ke media (undisclosed), tetapi nilai pasar the french wonderkid tidak kurang dari 30 juta euro. Kesan menghambur-hamburkan uang lantas dicap ke tubuh Madrid. Apalagi ditengah krisis global yang mendera sebagaian besar negara Eropa. Lalu dari mana Madrid mendapat uang sebanyak itu? jawabannya adalah dari hutang, lebih tepatnya pinjaman bank. Mungkin ini adalah investasi yang bagus, karena selain David Beckham, Ronaldo dan Kaka adalah instrumen investasi yang paling bagus saat ini. Mereka berdua bisa mendatangkan banyak uang, bisa lewat sponsor, merchandise, hak siar televisi atau pendapatan dari hadiah juara (jika kelak Madrid bisa menjuarai liga lokal atau Eropa).

Madrid adalah salah satu fenomena 'penyakit' yang menggejala di sepakbola belakangan ini, yakni prestasi instan lewat belanja pemain secara gila-gilaan dan cenderung tidak masuk akal. Penyakit lain adalah the blue side of Manchester, Manchester City. Salah satu penyebabnya adalah perubahan kepemilikan oleh orang asing, bisa orang AS, Arab atau Asia. Selain mengurangi nilai kompetisi bagi tim-tim medioker, keberadaan pemain lokal juga menjadi barang langka. Tim-tim berduit jadi lebih rakus dalam membeli pemain bintang, tak perduli apakah pemain tersebut minta digaji 2 miliar per-pekannya. 

Dalam pandangan saya, sepakbola eropa sekarang menuju ke arah pragmatisme dimana hasil akhir adalah tujuan utama. Madrid, Manchester City, Chelsea, Man. United, FC Internazionale, Bayer Muenchen dan Barcelona adalah raksasa-raksasa yang lebih suka berbelanja pemain jadi daripada mengorbitkan pemain binaannya sendiri. Untuk alasan ini, saya lebih simpati kepada Arsenal yang berjuang membuat pemain muda berkiprah di kompetisi level atas, meski hasil 'investasi' tersebut belum memberikan hasil maksimal. 

Saya pikir, belakangan nilai-nilai sepakbola menjadi luntur dengan makin banyaknya entitas bisnis yang menjajah sepakbola. Tidak ada lagi pemain seperti Santiago Munez yang terbang sejauh ribuan kilometer hanya untuk menjalani trial (uji coba) dengan Newcastle United. Tidak ada lagi kebanggaan ketika tim seperti Madrid menjadi juara. Bukankah tim dipenuhi bintang selalu ada tekanan untuk juara? bahkan, mungkin tidak ada lagi kelak tidak ada lagi perasaan memiliki klub dari seorang pemain, karena yang dipikirkan si pemain hanyalah gaji tinggi, pajak rendah, foya-foya, dugem dan bermain wanita. Duh...

 

Wanita tua dan kue basah

Suatu malam, saya dan istri jalan-jalan keliling kota. Seperti biasa, kami mencari makan malam, karena hari itu istri kebetulan tidak masak. Istri lagi pengen donat dan brownies, makanan yang masih asing dalam pandangan saya. Kamipun mampir ke toko yang menjual berbagai makanan basah. Semuanya lezat-lezat, warna-warni dan menggoda selera. Ketika istri masih memilih dan memilah, mata saya tertuju kepada seorang nenek yang duduk di depan toko tersebut. Beliau tidak sedang berbelanja kue, tetapi beliau sedang menjajakan kue. Kemudian saya menghampirinya dan mengajaknya ngrobrol ringan. Kebetulan saya ada alasan, yaitu membeli korek. Saya memberi Rp. 1000 untuk sekotak korek api dari kayu, kemudian beliau memberi bonus sebungkus krupuk dan dua buah permen.

Yang membuat saya tersentuh adalah bahwa apa yang dijajakan beliau tidak sebanding dengan apa dijajakan toko kue basah di sampingnya, baik dari segi harga maupun rasa. Sungguh, saya tidak ingin membayangkan berapa penghasilan beliau dalam sehari. Orang-orang yang mampir ke toko, seringkali membeli kue basah dan donat, bukan jajanan ringan beliau. Setiap waktu, beliau hanya termangu memlihat orang lalu-lalang keluar-masuk toko memborong makanan mahal tersebut. Seketika, saya pun teringat nenek saya yang berusia 80 tahun. Senyumnya, keramahannya dan tentu saja kerja kerasnya membuat saya selalu teringat beliau. Ketika saya tanya kenapa di usia lanjut masih berjualan, jawabannya sungguh sederhana dan bersahaja : " saya tidak ingin merepotkan keluarga dan orang lain dengan mengemis"...

Ketika meninggalkan toko tersebut saya mencoba menyelipkan uang Rp. 5000 di balik bakulnya sebagai rasa empati kepada beliau, tetapi kemudian beliau mengetahui sempat menolak. Tetapi saya jelaskan bahwa, jika nenek menolak pemberian saya, itu berarti nenek mencoba menghalangi saya untuk mengingat nenek saya. Beliau tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Uang yang tidak seberapa itu tidak akan membuatnya kaya, tetapi sungguh, kerja keras seseorang patut diharagi, sekecil apapun itu.

Dalam perjalanan pulang, saya menyampaikan cerita itu dan istri pun bisa mengerti. Saya pun kemudian mengadakan perjanjian dengan istri dimana setiap belanja di toko tersebut Rp. 20 ribu atau kelipatannya, maka wajib memberi sedekah Rp. 5 ribu atau kelipatannya. Ini pelajaran kecil, tetapi bermakna dalam karena ini adalah wujud rasa bersyukur kepada Tuhan atas apa yang kita peroleh selama ini, meskipun bersyukur tidak selalu harus bersedekah... 

   

Kamis, 02 Juli 2009

Jangka waktu penyelesaian PBB baru menjadi mundur

Pelayanan PBB, terutama Objek Pajak baru, penyelesaiannya terpaksa harus dimundurkan. Jika untuk satu objek pajak baru, dengan asumsi berkas yang diterima lengkap, maka biasanya dalam 2-3 hari selesai, maka untuk tahun ini, terutama bulan-bulan ini, menjadi 3 minggu s/d 1 bulan. Kesannya terlalu lama memang, tetapi jika memang melihat kondisi internal kantor, maka seharusnya ini bisa dimaklumi. Pertama, tenaga SDM kurang. Di pelayanan, yang melayani PBB hanya 1 orang, eksten 2 orang, dan PDI 1 orang, padahal setidaknya masing-masing 2 atau 3 orang. Jelas karena satu orang tentu tidak hanya menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan PBB. Kedua, berkas yang masuk, baik objek pajak baru, mutasi maupun salinan sampai tanggal 03 Juli 2009 mencapai 1200 wajib pajak sejak Desember 2008. Ini berarti, jika dirata-rata tiap bulan berkas masuk sekitar 170 OP, termasuk permohonan kolektif dari Dispenda. Angka 170 OP tentu sangat besar mengingat jumlah personel yang ada. Belum diketahui berapa jumlah permohonan yang telah di selesaikan. gambaran kasarnya, sekitar 5 s/d 10 OP selesai dikerjakan per hari. Ini berarti, 5x30x7 = 1050 OP. Sebuah angka yang cukup memuaskan. Tetapi, kembali lagi ke persoalan sejauh aman efektifitas penyelesaian permohonan ini, masih perlu dikaji ulang, dan tentu saja ditingkatkan pelayanannya. Satu hal lagi yang menurut saya penting, adalah 'diizinkannya' jangka waktu yang selama ini 3 hari, menjadi 1 bulan. Ini penting mengingat wajib pajak terlalu cepat menyimpulkan bahwa penyelesaian tidak bisa secepat yang diharapkan. Koordinasi anatr seksi juga penting karena bagaimanapun, ini terkait dengan image pajak yang telah manjadi bagian dari birokrasi di negeri ini.