Selasa, 16 Juni 2009

Pelatih modern = Capres

Dalam dunia sepakbola modern yang cenderung menuntut hasil seperti sekarang, hasil minor yang ditorehkan seorang pelatih yang kemungkinan besar akan di cap sebagai kegagalan oleh pemilik klub atau pendukung. Oleh sebab itu, banyak pelatih atau calon pelatih yang mencoba menawarkan janji-janji a la calon presiden. Jika calon presiden menawarkan turunnya harga sembako, terbukanya lapangan kerja atau berkurangnya utang luar negeri, maka seorang pelatih (terutama pelatih klub-klub besar Eropa) menawarkan target-target tertentu untuk klubnya.

Carlo Ancelotti, misalnya, menyebut dengan berapi-api bahwa ia akan memenangkan Liga Champions untuk bos Chelsea yang memang penasaran dengan title tersebut. Manuel Pellegrini, bos anyar Real Madrid menjanjikan kestabilan di tubuh Los Merengues. Beberapa pelatih juga menjanjikan lolos ke Europa League atau sekadar lolos dari degradasi. Janji-janji tersebut bisa jadi terucap sebagai imbalan kepercayaan yang diberikan kepadanya, tetapi juga bisa berarti agar klub-klub memakai jasanya, terutama jika pelatih tersebut menganggur (seperti Roberto Mancini) atau sedang mencari tantangan lain.

Target dalam dunia sepakbola juga ada di dunia politik, yakni kontrak politik. Bedanya, jika pelatih tidak memenuhi target nya akan di pecat atau legowo mengundurkan diri, sementara politikus akan mengeluarkan seribu satu dalihnya.  

Tidak ada komentar: