Senin, 29 Juni 2009

Hujan yang menyejukkan

Saya tidak sabar untuk segera menulis ini. Ya, Ketapang dalam dua hari ini telah diguyur hujan, meski hanya gerimis kecil, tapi itu cukup untuk menghapus kemarau yang belakangan sungguh menyiksa. Setelah kemarin hanya gerimis kecil, tadi malam dan pagi ini cuaca sangat bagus. Ya bagus untuk bekerja, bagus untuk tidur, bagus untuk melakukan perjalanan. Ah, coba saja hari ini libur, pasti saya dan istri akan berpelesir ke pantai atau tempat wisata lainnya....

Sebelum dua hari yang menyejukkan ini, Ketapang menjadi kota yang sungguh tidak nyaman untuk ditinggali. Air macet, listrik sering mati (terutama malam hari) dan hawa panasnya yang melebihi Bontang, Balikpapan, Sanggau, Singkawang, bahkan Pontianak sekalipun. Kota-kota tersebut pernah saya tinggali sebelum pindah kerja ke Ketapang...

 

Senin, 22 Juni 2009

Masyarakat makin percaya dengan (institusi) Pajak

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat semakin percaya dengan Direktorat Jenderal Pajak. Hal tersebut tercermin dari jumlah wajib pajak dan pendapatan pajak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution menerangkan, pada 2002 jumlah wajib pajak sebanyak 3,2 juta orang. Jumlah tersebut bertahan sampai tahun 2004. Adapun tahun 2006 terjadi sedikit peningkatan menjadi 3,05 juta. "Tahun 2008 wajib pajak sebanyak 10,6 juta dan sampai Mei 2009 jumlahnya sudah 14 juta wajib pajak. Ini perkembangan yang sangat menggembirakan," tutur Darmin saat Pencanangan Reformasi Jilid Dua, Direktorat Jenderal Pajak, Senin (22/6) di Jakarta.

Darmin menjelaskan, penerimaan pajak juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada 2002 penerimaan pajak mencapai Rp 176,2 triliun, pada 2005 sebanyak Rp 295,6 triliun, dan pada akhir 2008 penerimaan pajak mencapai Rp 571,1 triliun. "Kalau kita lihat, itu pertumbuhannya hampir double," katanya.

Hal tersebut, kata dia, tidak lepas dari usaha dirjen pajak dalam melakukan reformasi birokrasi. "Jaman dulu tidak ada kepastian kapan pengurusan NPWP akan selesai. Kalau sekarang sudah jelas. Selain itu, kita juga merombak dan mengandemen UU Ketentuan Umum Perpajakan serta UU PPh dan PPN. Perubahan UU tersebut sangat mendasar," ujarnya.

Reformasi tersebut dimaksudkan untuk menyeimbangkan hak wajib pajak dan petugas pajak. Saat ini petugas yang melayani pajak tidak dapat lagi melakukan pemeriksaan. "Kalau yang melayani ikut memeriksa, itu menimbulkan banyak ekses. Kemudian, dengan struktur yg baru, yang memeriksa jelas. Yang memeriksa tidak boleh melayani dan menagih," kata dia.

(dikutip sepenuhnya dari Kompas.com)

Rekening untuk Wajib Pajak

JAKARTA, KOMPAS.com — Ditjen Pajak berencana membuat rekening untuk wajib pajak (tax payer account). Dengan rekening itu maka WP alias wajib pajak harus bisa mengakses sistem informasi pajak untuk melihat seperti apa pembayaran pajak dia selama ini, kemudian adakah kekurangan atau tunggakan pajak.

Dirjen Pajak Darmin Nasution mengatakan, idealnya setiap wajib pajak memiliki rekening wajib pajak sendiri sehingga yang bersangkutan dapat mengakses informasi perpajakannya. “WP bisa mengakses sistem informasi pajak untuk melihat seperti apa pembayaran pajak dia selama ini,” katanya. 

Rekening WP tersebut diharapkan sudah dapat dioperasikan sebelum 2013 berbarengan dengan selesainya pembangunan proyek Pintar. Saat ini, Ditjen Pajak tengah merancang sistem tersebut sehingga belum tahu persis kapan pelaksanaan program ini.

Direktur Potensi Pajak dan Sistem Pajak Ditjen Pajak Rober Pakpahan menjelaskan, nantinya tax payer account yang dimaksud akan seperti rekening bank di mana WP dapat secara online dapat mengakses informasi tentang kewajiban pembayaran pajaknya. “Ini termasuk dalam proyek Pintar dan berjalan setelah proyek Pintar selesai dibangun,” katanya. (Uji Agung Santosa/Kontan)

(dikutip sepenuhnya dari Kompas.com)


 

Ini meja kerja saya, Seksi Pelayanan KPP Pratama Ketapang. Ruiangan kerja beda dengan sebelum modern, karena sekarang ada sekat (biasanya 4 sekat), masing-masing 4 komputer meja. Sebelah kanan terdapat jendela, yang bisa tembus pandang ke parkiran, sekaligus bisa melihat manusia lalu-lalang. Cuma kalau sore agak silau karena sinar matahari tembus ke meja meski sudah ada tirai. Ayo semangat kerja... 

 

Ini foto bareng sobat-sobat Pontianak (yang masih tersisa) waktu ultah anaknya Tekad. Dari kiri ke kanan : Tekad (KPP Pratama Mempawah), Masykur dan anaknya (KPP Pratama Ketapang), Saya dan Mahadhir (Tugas Belajar)....

Moga-moga suatu saat bisa ngumpul lagi dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Yang pasti, lebih rame karena masing-masing (insyaAllah) udah punya buntut, hehe...

 

Aneh, tapi nyata...di Kantor kami, kantor pelayanan pajak pratama ketapang, ada biawak nyasar. Memang kantor kami berada di depan kebun yang rimbun. Kata tukang kebun yang telah lama bekerja di kantor, dulu juga ada ular, kadang musang. Maka, sore itu (lupa tanggalnya), kami pun berfoto dengan si biawak. Untuk sementara, si biawak pun menjadi selebritis...

Selasa, 16 Juni 2009

Inter (seharusnya) tidak takut kehilangan Ibra

Seharusnya inter tidak perlu takut berlebihan akan kehilangan Ibrahimovic. Meski fakta menunjukkan bahwa ia adalah top skor klub dan juga serie A dengan 28 gol, tetapi karena dia jualah permainan inter selalu berpusat padanya. Umpan dan urusan mencetak gol selalu dibebankan kepadanya, meski di lini depan Inter memiliki Mario Balotelli, Hernan Crespo, Julio Cruz dan Victor Obinna.

Alasan kedua adalah telah didatangkannya penyerang yang bertipe sama dengan Ibra yang bertipe finisher, yakni Diego Milito. Milito adalah tipe striker yang punya kekuatan bagus, pekerja keras dan ia adalah seorang Argentina, yang tentu tidak akan kesulitan beradaptasi dengan kultur di Inter yang dihuni stagione asal Agrentina.

Ketiga, Ibra bukanlah tipe pemain yang setia. Faktanya, ia meninggalkan Juventus ketika tim tersebut terdegradasi ke serie B. Jadi, ia adalah seorang yang ambisius (sama dengan Cristiano Ronaldo), yang bisa saja mengorbankan kepentingan tim demi ambisi pribadi. Bukankah ia ingin memperkuat tim yang berpeluang juara Liga Champions daripada berjuang dengan Inter di liga yang sama? 

Keempat, dana hasil penjualan Ibra (yang saya perkirakan 30-40 juta Euro), bisa untuk mendatangkan seorang bek tengah berkualitas untuk memperkuat pertahanan atau gelandang tengah yang bertipe playmaker. 

 

Pelatih modern = Capres

Dalam dunia sepakbola modern yang cenderung menuntut hasil seperti sekarang, hasil minor yang ditorehkan seorang pelatih yang kemungkinan besar akan di cap sebagai kegagalan oleh pemilik klub atau pendukung. Oleh sebab itu, banyak pelatih atau calon pelatih yang mencoba menawarkan janji-janji a la calon presiden. Jika calon presiden menawarkan turunnya harga sembako, terbukanya lapangan kerja atau berkurangnya utang luar negeri, maka seorang pelatih (terutama pelatih klub-klub besar Eropa) menawarkan target-target tertentu untuk klubnya.

Carlo Ancelotti, misalnya, menyebut dengan berapi-api bahwa ia akan memenangkan Liga Champions untuk bos Chelsea yang memang penasaran dengan title tersebut. Manuel Pellegrini, bos anyar Real Madrid menjanjikan kestabilan di tubuh Los Merengues. Beberapa pelatih juga menjanjikan lolos ke Europa League atau sekadar lolos dari degradasi. Janji-janji tersebut bisa jadi terucap sebagai imbalan kepercayaan yang diberikan kepadanya, tetapi juga bisa berarti agar klub-klub memakai jasanya, terutama jika pelatih tersebut menganggur (seperti Roberto Mancini) atau sedang mencari tantangan lain.

Target dalam dunia sepakbola juga ada di dunia politik, yakni kontrak politik. Bedanya, jika pelatih tidak memenuhi target nya akan di pecat atau legowo mengundurkan diri, sementara politikus akan mengeluarkan seribu satu dalihnya.  

Kamis, 04 Juni 2009

Sebuah Buku (untuk istriku)

Sebuah Buku

(untuk istriku)

Jenuh...