Ditengah carut-marutnya Liga Super Indonesia (LSI) sekarang ini yang selalu dibumui aksi kekerasan, kecurangan, jadwal yang tidak teratur, sudah waktunya PSSI dan BLI melakukan revolusi, bukan lagi evolusi. Secara garis besar, ada tiga hal yang mendesak untuk dilakukan, yakni :
1. Re-strukturisasi di tubuh PSSI, baik itu dari segi manajemennya, orang-orangnya, pelatihan untuk wasit, maupun konsep peraturan2 untuk musim depan yang baku. Sebab yang terjadi selama ini PSSI di pimpin oleh napi dan kroni-kroninya yang berbau politis dan cenderung mementingkan kelompok tertentu, bukan atas nama sepakbola nasional.
2. Format Divisi Utama dan Liga Super sebenarnya sudah bagus, hanya saja untuk tahun depan sebaiknya menggunakan format wilayah, seperti musim 2007/2008 dan sebelumnya, Timur dan Barat. Sebab format satu wilayah seperti sekarang akan menambah biaya perjalanan pada laga kandang. Sebagai contoh, Sriwijaya FC (Palembang) akan jauh terbang jika tandang Ke Persipura Jayapura atau Persiwa Wamena. Dampak lainnya, fisik akan drop karena perjalanan jauh, ditambah lagi jadwal tanding yang seminggu 2 kali. Mungkin perlu diterapkan Liga Regional, misalnya Regional Jawa-Bali, regional Sumatera, Regional Sulawesi+Maluku, dan Regional Papua. Nanti juara dimasing-masing regional (atau plus runner-up nya) akan ditandingkan di tempat yang telah di tentukan sebelumnya. Aatau tetap menggunakan format dua wilayah juga bagus, asalkan penempatan klubnya merata.
3. Pelarangan penggunaan dana APBD harus dipertegas. Bagaimanapun juga, profesionalisme klub-klub harus dimulai. Selain itu, pembatasan gaji pemain yang selangit juga selakayaknya perlu dicoba, setidaknya untuk menjaga agar klub tetap kompetitif dan menghindari kebangkrutan. Perbaikan insfrastruktur stadion sebenarnya juga mendesak untuk dilakukan, tetapi perbaikan sistem lebih mendesak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar